Langsung ke konten utama

Sintesis Kalsium Karbonat

Download disini dalam bentuk .doc

Sintesis Kalsium Karbonat Presipitat dengan Metode Bubbling

                               I.            Tujuan
Mengetahui sintesis dari kalsium karbonat presiptat

                            II.            Landasan Teori
Kalsium merupakan unsure dari golongan alkali tanah, kalsium bersimbol Ca dengan nomor massa 20, memiliki karakteristik sebagai berikut :
Berat atom                  : 40,078
Bentuk Kristal             : Kristal berpusat muka
Kerapatan                    : 1,54
Titik lebur                    : 851 C
Titik didih                   : 1440 C
Energy sublimasi         : 192,6 Kj/Mol pada 25C
Energi ionisasi             : 215 eV
Jari jari atom                : 132 pm
(S. syukri.1999.609)
            Jika tidak ada dolomite maka dipakai batu kapur yang bila dibakar akan terurai sebagai berikut.
             (s) à CaO(s) + (g). (S.Syukri.1999.610)
            Magnesium, kalsium, stronsium, dan barium tersebar secara luas dalam mineral-mineral dan didalam laut. Terdapat cukum banyak batu kapur dolomit    dan karnalit, KCl. 6 .
(cotton, f.a.g.wilkinson.2007.261)
Kalsium merupakan unsur ke-5 yang paling banyak melimpah dikerak bumi, Kalsium karbonat merupakan sumber utama dari kalsium.
Kalsium karbonat adalah senyawa kimia yang penting yang terdiri dari satu atom kalsium terikat pada satu atom karbon dan tiga atom oksigen, atau dalaam rumus molekulnya adalah . Nama nama umum untuk senyawa batu kapur, kalsit, aragonite, kapur dan marmer. Dan sementara mengandung substansi ynag masing-masing memiliki proses yang berbeda yang mendasari pembentukanya. Kalsium karbonat digunakan dalam semen dan mentir, memproduksi kapur, dalam industry baja, industry kaca, dan sebagai batu hias.
            Ketika kalsium karbonat terjadi kontak dengan air jenuh dengan karbon dioksida membentuk senyawa larut, kalsium bikarbonat. Dibawah tanah, ini sering mengarah pada pembentukan gua. Reaksinya adalah sebagai berikut
 +  + à Ca(  
 Kalsium karbonat yang digunakan dalam industri-industri cat, karet, dan kertas harus mempunyai mutu yang tinggi, terutama kemurnian dan kehalusannya, (0,15-0,25μ). Industri makanan, kosmetik, farmasi, dan antibiotik mempunyai persyaratan yang lebih berat. Kalsium karbonat semacam ini dibuat secara kimia. (Soemargono, dkk.2007.14)
Kalsium karbonat memiliki rumus molekul , memiliki warna dasar putih serta biasanya dapat dijumpai dengan mudah dikalsit, batu kapur, batu gamping dan juga batu marmer. Kalsium karbonat juga banyak terdapat pada stalagmit dan stalakit yang biasanya terletak didaerah daerah pegunungan tinggi. Untuk kalsium karbonat yang berada pada stalagmite dan stalaktit, asal musalnya dari tetesan air tanah yang mengendap untuk jangka waktu yang sangat lama, yakni ribuan hingga jutaan tahun yang lalu.
                        (http://www.sehat100.com/fungsi-kalsium-karbonat-bagi-tubuh/)
Kalsium karbonat presipitat merupakan kalsium karbonat yang halus, dimurnikan,dan hasil sintesis. Kalsium karbonat presipitat biasanya digunakan sebagai aditif dalam lem, plastik, karet, tinta, kertas, farmasi, suplemen gizi dan banyak aplikasi berat lainnya. Secara khusus, aragonit kalsium karbonat presipitat, yang berbentuk seperti jarum partikel dengan sangat tinggi rasio aspek, memiliki efek meningkatkan lentur kekuatan dan dampak kekuatan karet dan plastik saat digunakan sebagai filler pada produk ini. Karena efek ini, PCC digunakan dalam bemper mobil dan dashboard sebagai pengisi dimasukkan ke dalam resin termoplastik dan polypropylene.
Kalsium karbonat presipitat ketika disintesis dengan media air akan membentuk tiga macam kristal, yaitu kalsit, vaterit, dan aragonit. Terbentuknya macam-macam bentuk Kristal ini dipengaruhi oleh temperatur, pH larutan, derajat saturasi, kecepatan aliran CO2 bila menggunakan metode karbonasi, serta adanya bahan aditif. Setiap fase membutuhkan kondisi lingkungan dan energi penyusunan yang berbeda. Pada rentang temperatur 10C hingga 40C, fase yang terbentuk berupa kalsit dan vaterit. Pada rentang temperatur 60C-80C dihasilkan aragonit dan kalsit. Sementara ketiga fase kristal muncul di antara kedua rentang ini. Jadi, fase vaterit hanya terbentuk pada rentang temperatur tertentu dan mencapai fraksi optimum pada temperatur 35C.
(Fitria, Nurul,dkk.2012.B-30)
Kalsium karbonat presipitat (Precipitate Calcium Carbonate, PCC) mendapat perhatian karena memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang diantaranya dalam pembuatan kertas, karet, cat, dalam industri makanan, dan dalam bidang hortikultura. Aplikasi dari PCC ditentukan oleh beberapa parameter diantaranya morfologi, ukuran, luas permukaan dan sebagainya [1]. PCC mempunyai tiga macam bentuk kristal yaitu kalsit, aragonit, dan vaterit dengan struktur kristal berturut-turut rhombohedral, orthorombic, dan hexagonal [2]. Kalsit merupakan fasa yang stabil pada temperatur ruang, sementara vaterit dan aragonit merupakan fase metastabil yang dapat bertransformasi ke dalam fase stabil (kalsit).
(Lailiyah, Qudsiyyatul dkk.2011.1)
Kalsium kabonat presipitat sering disebut dengan PCC mempunyai tiga macam bentuk kristal yaitu kalsit, aragonit, dan vaterit dengan struktur Kristal berturut-turut rhombohedral, orthorombic, dan hexagonal [2]. Kalsit merupakan fase yang stabil pada temperatur ruang, sementara vaterit dan aragonit merupakan fase metastabil yang dapat bertransformasi ke dalam fase stabil (kalsit) [1]. Perbedaan yang tampak dari ketiga struktur fase yang dimiliki CaCO3 yaitu pada jumlah atom O yang mengelilingi setiap atom Ca. Formasi struktur yang terjadi pada kalsit, vaterit, dan aragonit secara berturut-turut adalah CaO6, CaO8, dan CaO9. (Lailiyah, Qudsiyyatul dkk.2011.1-2)
Sintesis PCC dapat dilakukan salah satunya melalui metode karbonasi. Metode ini memiliki keunggulan yaitu pemakaian kembali gas CO2 hasil kalsinasi untuk pengaliran filtrat yang dihasilkan. Metode karbonasi meliputi tahapan kalsinasi, hidrasi dan presipitasi [7].Batu kapur mula-mula dikalsinasi dan CaO hasil kalsinasi dilarutkan dalam asam nitrat. Filtrat yang dihasilkan kemudian dialiri dengan gas CO2. Pada penelitian yang telah dilakukan Lailiyah, dkk (2010) sintesis PCC dengan hasil optimum dilakukan pada laju alir 1,41 L/menit [8]. Untuk mengetahui pengaruh laju alir CO2 terhadap sintesis PCC diperlukan penelitian dengan variasi laju alir 0,5;1;1,5 dan 2L/menit. (Prasetia, Fanny dkk.2015.C-6)
Kalsium karbonat presipitat ketika disintesis dengan media air akan membentuk tiga macam kristal, yaitu kalsit, vaterit, dan aragonit. Terbentuknya macam-macam bentuk Kristal ini dipengaruhi oleh temperatur, pH larutan, derajat saturasi, kecepatan aliran CO2 bila menggunakan metode karbonasi, serta adanya bahan aditif. Setiap fase membutuhkan kondisi lingkungan dan energi penyusunan yang berbeda. Pada rentang temperatur 10C hingga 40C, fase yang terbentuk berupa kalsit dan vaterit. Pada rentang temperatur 60C-80C dihasilkan aragonit dan kalsit. Sementara ketiga fase kristal muncul di antara kedua rentang ini. Jadi, fase vaterit hanya terbentuk pada rentang temperatur tertentu dan mencapai fraksi optimum pada temperatur 35C. (Fitria, Nurul,dkk.2012.B-31)
Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan fase dan morfologi pada produk kalsium karbonat presipitat diantaranya temperatur , Ph larutan , dan penambahan zat aditif, dan supersaturasi.
Kalsit merupakan fase PCC yang paling stabil dan banyak digunakan dalam industri cat, kertas, magnetic recording, industri tekstil, detergen, plastik, dan kosmetik. Berbeda dengan kalsit, aragonit mempunyai aplikasi sebagai filler kertas yang menjadikan sifat-sifatnya lebih baik seperti high bulk, kecerahan, tak tembus cahaya, dan kuat. Sebagai filler aragonit lebih baik dadi pada kalsit dalam polivinil alkohol atau polipropilen komposit, sedangkan vaterit biasanya digunakan sebagai katalis, teknologi separasi, dan agrochemical. Partikel vaterit berongga merupakan partikel dari CaCO3 yang digunakan dalam aplikasi kelas tinggi yaitu sebagai filler, granula, dan aditif dalam makanan maupun industri farmasi (Lailiyah, Qudsiyyatul dkk.2011.2)
Kalsium karbonat presipitat merupakan kalsium karbonat yang halus, dimurnikan,dan hasil sintesis. Kalsium karbonat presipitat biasanya digunakan sebagai aditif dalam lem, plastik, karet, tinta, kertas, farmasi, suplemen gizi dan banyak aplikasi berat lainnya. Secara khusus, aragonit kalsium karbonat presipitat, yang berbentuk seperti jarum partikel dengan sangat tinggi rasio aspek, memiliki efek meningkatkan lentur kekuatan dan dampak kekuatan karet dan plastik saat digunakan sebagai filler pada produk ini. Karena efek ini, PCC digunakan dalam bemper mobil dan dashboard sebagai pengisi dimasukkan ke dalam resin termoplastik dan polypropylene. (Fitria, Nurul,dkk.2012.B-31)
            Penggunaan PCC tersebar di berbagai industri antara lain industri cat, kertas, karet, makanan, kosmetik dan antibiotik [4]. Selain itu PCC secara khusus dikembangkan sebagai bahan bioaktif, drug delivery dan suplemen nutrisi [5]. Untuk berbagai industri tersebut, Indonesia masih mengimpor PCC sebesar 30-40 juta kg per tahun dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. (Prasetia, Fanny dkk.2015.C-7)




























                         III.            Prosedur Kerja
·         Alat :
§  Gelas beker
§  Gelas ukur
§  Pipet
§  Timbangan digital
§  Ayakan
§  Corong kecil
§  Tissue
§  Termometer
§  Kertas saring
§  Oven
§  Alat pemanas
§  Gergaji pemotong kapur
§  Flow meter
§  Pengaduk magnetik (hot plate) dan stirrer magnetic
§  XRD
·         Bahan :
§   presipitat
§  Aquades
§  Gas
§  HCl 12 M
§  N OH 25%
·         Cara Kerja
            Penelitian ini diawali dengan pembuatan larutan Ca  yang dilakukan dengan mereaksikan CaO hasil kalsinasi batu kapur pada 900C dengan HCl (10 Molar). Larutan Ca  kemudian ditambah dengan larutan N OH dan aquades hingga pH awal 10. Total volume larutan adalah 100 ml. Setelah larutan siap, kemudian dilakukan proses karbonasi (bubbling) selama 10 menit dengan variasi temperatur karbonasi 30C, 50C, dan 70C serta variasi laju aliran gas C  2, 5, dan 7 SCFH. Selama proses karbonasi temperature karbonasi dijaga konstan dan diaduk menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan konstan. Hasil endapan dari proses karbonasi disaring menggunkan kertas saring kemudian dikeringkan pada temperatur 90C selama kurang lebih

24 jam. Produk yang dihasilkan berupa serbuk. Karakterisasi sampel serbuk yang dilakukan adalah menggunakan X-Ray Diffraction (XRD).

BATU KAPUR
 




KALSINASI
           

CaO

DILARUTKAN DALAM HCL

Ca
 






Ca


N OH

AQUADES

LARUTAN

KARBONISASI

DISARING

DIKERINGKAN

pH awal 10

XRD

Variasi laju aliran 2,5,7
Variasi temperatur 30⁰C, 50⁰C, 70⁰C
 






















                                                                                  
                         IV.            Hasil Dan Pembahasan
Pada proses karbonasi ke dalam larutan Ca , gas dialirkan dengan metode bubbling sehingga membentuk senyawa CaC  berdasarkan reaksi :
Ca  + 2N OH + + O à Ca  + 2N Cl + 2 O

A. Pengaruh Temperatur
Temperatur merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan fase dam morfologi pada Ca . Pada penelitian ini digunakan tiga variasi temperatur yaitu 30C, 50C, dan 70⁰C. Adapun factor yang mempengaruhi pembentukan fase dan morfologi pada produk kalsium karbonat presiptat diantaranya temperature, pH larutan, penambahan zat aditif, dan supersturasi. Suhu harus dijaga agar tetap konstan untuk menjaga hasil dari reaksi,
 
Berdasarkan pola difraksi pada Gambar.2 terlihat bahwa pada temperatur 30C terbentuk fase kalsit dan vaterit. Pada temperatur 50C terbentuk fase kalsit, aragonit, dan vaterit. Pada temperatur ini ketiga fase dari Ca  terbentuk karena berada pada temperatur intermediet. Pada temperatur 70C hanya fase aragonit dan aragonit saja yang terbentuk. Hal ini mengindikasikan bahwa temperatur mempengaruhi pembentukan fase dari Ca .


Perubahan polimorf darii Ca  terhadap suhu ini disebabkan karena vibrasi termal. Aragonit terbentuk pada temperatur tinggi karena aragonit mengikat 9 atom O dan paling banyak dibandingkan dari fase yang lain. Pada temperatur tinggi akan memperoleh tambahan energi dari vibrasi termal sehingga dapat mengikat atom O lebih banyak dan singkatnya jari-jari atom meningkat seiring peningkatan suhu. Hal inilah yang menyebabkan aragonit hanya terbentuk pada temperatur tinggi.

B. Pengaruh Laju Aliran Gas  pada temperatur 30C
Laju aliran gas  mempunyai peranan dalam pembentukan fase dari kalsium karbonat presipitat.
                                                                                  
   Berdasarkan pola difraksi pada Gambar. 3 terlihat bahwa seiring peningkatan laju aliran gas , fase vaterit akan mulai terbentuk. Terlihat pada laju aliran rendah hanya fase kalsit saja yang dominan terbentuk. Fase vaterit muncul seiring peningkatan laju aliran gas . Hal ini dikarenakan pada laju aliran tinggi yaitu 7 SCFH maka jumlah gas  yang ditambahkan akan semakin banyak dan akan mempertinggi kelarutan dari gas  itu sendiri didalam larutan. Pada keadaan ini akan terjadi pengumpulan ion-ion , , dan   sehingga akan meningkatkan supersaturasi dari larutan. Keadaan supersaturasi tinggi akan mempermudah dan mempercepat proses pengintian dan pengendapan yang mana keadaan ini akan membatasi transformasi fase vaterit menjadi kalsit. Sedangkan pada laju aliran gas  rendah akan menurunkan supersaturasi larutan karena kurangnya ketersediaan dari gas   sehingga supersaturasi larutan pun rendah. Pada keadaan supersaturasi rendah pembubaran fase vaterit akan terjadi lebih baik sehingga mempercepat transformasi dari fase vaterit menjadi fase kalsit. Dengan demikian, pada laju aliran rendah hanya terbentuk fase kalsit
C. Pengaruh Laju Aliran Gas   pada temperatur 50C

Pola difraksi pada Gambar. 5 menunjukkan pembentukan fase pada variasi laju aliran gas   pada temperatur 50C. Pada temperatur ini ketiga fase terbentuk dan seiring dengan peningkatan laju aliran gas   fase metastabil menghilang dan hanya terdapat fase kalsit di mana fase kalsit merupakan fase yang paling stabil.


Terlihat pada Gambar. 6 bahwa seiring peningkatan laju aliran gas   fase metastabil dari Ca   (aragonit dan vaterit) lenyap. Hal ini dimungkinkan karena fase-fase metastabil tersebut bertransformasi menjadi fase stabil seiring peningkatan laju alirran gas .
D. Pengaruh Laju Aliran Gas   pada temperatur 70C
Pengaruh laju aliran gas   pada temperatur 70C dapat terlihat pada Gambar. 7. Berdasarkan pola difraksi pada Gambar. 7 terlihat bawa pada temperatur 70C terbentuk dua fase yaitu aragonit dan kalsit. Terlihat bahwa seiring dengan peningkatan laju aliran gas   fraksi volume fase aragonit semakin menurun.
Fase aragonit terbentuk pada supersaturasi rendah sehingga pada laju aliran rendah partikel aragonit terbentuk. Ketersediaan gas   pada laju aliran rendah semakin sedikit sehingga menurunkan supersaturasi larutan yang menyebabkan partikel aragonit terbentuk pada kondisi ini. Selain itu aragonit mempunyai struktur Ca   sehingga selain membutuhkan temperatur tinggi dalam pembentukannya, ion

 kalsium juga membutuhkan keteraturan tinggi dalam mengikat dan menyusun atom O yang mengelilinginya. Hal inilah yang menyebabkan pembentukan partikel aragonit berada pada temperatur tinggi dan dengan laju aliran gas   rendah. Seiring dengan meningkatnya laju aliran gas   maka keseimbangan dalam menyusun atom-atom O akan terganggu sehingga sulit untuk menyusun struktur Ca . Hal inilah yang menyebabkan partikel aragonit semakin menurun seiring dengan meningkatnya laju aliran gas , sebaliknya partikel kalsit semakin meningkat karena partikel kalsit hanya membutuhkan 6 atom O untuk mengelilingi ion kalsium.
Pada penelitian ini kita menggunakan XRD yang diketahui XRD merupakan alat yang digunakan untuk mengkarakterisasi struktur kristal, ukuran kristal dari suatu bahan padat. Semua bahan yang mengandung kristal tertentu ketika dianalisa

menggunakan XRD akan memunculkan puncak – puncak yang spesifik. Sehingga kelemahan alat ini tidak dapat untuk mengkarakterisasi bahan yang bersifat amorf.
Metode difraksi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang belum diketahui yang terkandung dalam suatu padatan dengan cara membandingkan dengan data difraksi dengan database yang dikeluarkan oleh International Centre for Diffraction Data berupa PDF Powder Diffraction File (PDF).
Dan juga menggunakan pengaduk magnetic ( hot plate) dan magnetic stirrer yang dimana, Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Prinsip kerja :
·         Hot plate magnetic stirrer digunakan untuk memasak/ meramu segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.
·         Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik.
·         Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan.
·         Memanaskan (plate) yang terdapat dalam alat inisehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Dan juga Flow meter merupakan instrumen guna mengukur aliran dari suatu fluida baik liquid ( liquid flowmeter), sludge ( sludge flow meter) maupun gas ( flow meter gas), baik bertemperatur rendah hingga temperatur tinggi. Dalam memilih flow meter harus disesuaikan dengan kondisi fluid dan fungsi flowmeter itu sendiri. Karakteristik dari fluida yang diukur oleh flow meter sangat luas  mulai dari tingkat corosive fluida dimana untuk fluida yang tingkat keasamannya tinggi.




                            V.            Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bawa fase kalsit terbentuk pada setiap proses karbonasi, sedangkan fase vaterit terbentuk pada temperatur rendah dengan laju aliran gas   tinggi serta fase aragonit terbentuk pada temperatur tinggi dengan laju aliran gas   rendah.
Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan metode yang berbeda untuk mendapatkan ketiga fase dari kalsium karbonat presipitat dengan kemurnian tinggi. Metode yang dapat digunakan yaitu dengan pencampuran larutan     dan Ca   untuk mendapatkan vaterit lebih murni. Aragonit dapat terbentuk pada temperatur tinggi sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada temperatur yang lebih tinggi.
Dan juga dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi dalam pembentukan fase dan morfologi pada kalsium karbonat presiptat.
















Daftar Pustaka

Cotton, F.a.g. Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta. UI-pres
Fitria, Nurul Apriliani, dkk. 2011.  Pengaruh Penambahan Larutan MgCl2 pada Sintesis Kalsium Karbonat Presipitat Berbahan Dasar Batu Kapur dengan Metode Karbonasi. Vol. 1, No. 1, ISSN: 2301-928X. hal b30-34. Surabaya ; FMIPA FISIKA ITS
 Prasetia, Fanny, dkk. 2015. Sintesis Precipitated Calcium Carbonate (Pcc) Dari Batuan
Kapur Alam Dengan Metode Karbonasi (Kajian Laju Alir Gas Co2). Isbn :978-602-0951-05-8. Hal C6-10. Surabaya; Fmipa Kimia Universitas Brawijaya
Lailiyah Qudsiyyatul, dkk. 2010. Pengaruh Temperatur dan Laju Aliran Gas  pada
            Sintesis Kalsium Karbonat Presipitat dengan Metode Bubbling. Vol .1,No.1, hal 1-5.
            Surabaya. FMIPA FISIKA ITS
Soemargono dan Mut’tasim Billah. 2007. Pembuatan Kalsium Karbonat dengan Bittern dan Gas Karbon Dioksida Secara Kontinyu. Vol.11, No.1, Hal 14-21. Reaktor.
S, syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung. ITB
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung. ITB










Postingan populer dari blog ini

Download Ebook Kimia Analitik .pdf gratis

Download Ebook Kimia Analitik Kali ini saya akan berbagi  Buku atau Ebook Kimia Analitik .pdf gratis  Ebook Kimia Analisa ini ada berbagai Ebook di antara dari Ebook Kimia Analitik, serta   Ebook Kimia Analisa dasar I, lainnya..  Ada juga dalam versi bahasa inggris yaitu Buku atau  Ebook  Modern Analyitical Chreymistry - David Harvey serta Ebook  Analytical Chemistry for Technicians Third Edition Download Kimia Analitik Tusfiles Download Ebook Kimia Analisa I Tusfiles Download Modern Analyitical Chreymistry - David Harvey Tusfiles Download Analytical Chemistry for Technicians Third Edition Tusfiles NB :  - Cara Download Tunggu Selama 5 Detik Kemudian Klik Skip di Pojok Kanan - Jika Link Download Buku tidak aktif lagi silahkan PM Admin di email shirosora02@gmail.com maupun difacebook facebook.com/shirosora Tag : ebook kimia analitik underwood, ebook kimia analitik gratis, ebook kimia anal...

Soal dan Pembahasan Sifat Koligatif Larutan

Kumpulan Soal dan Pembahasan Sifat Koligatif Larutan Unduh soal pembahasan Sifat Koligatif Larutan untuk kelas XII SMA/MA Soal dan pembahasan Sifat Koligatif Larutan ini dari berbagai penerbit buku seperti Erlangga oleh Michael Purba KTSP 2006 dan Unggul Sudarmo Kurikulum 2013, Yudhistira, Platinum, Grafindo, Phißeta dan Esis Download File dalam format .doc agar mudah dibaca dan tertata rapi lengkap dengan peta konsep dan prasyarat materi. Google Drive  |  Zippyshare  |  Mirror Soal dan Pembahasan Sifat koligatif larutan adalah sifat yang bergantung pada …. Jenis zat terlarut Jenis zat pelaut Jumlah zat pelarut Jumlah zat terlarut Konsentrasi larutan                                                 ...

Makalah Boron Lengkap - Kimia Anorganik I

Download Makalah Ini disini. Tusfile || Mirorr Tunggu Selama 5 Detik kemudian Klik Skip untuk mendownloadnya Jika Anda mendownload makalah ini dapat melihat gambar yang tidak ditunjukan dalam Postingan ini Isi Makalah Boron Lengkap - Kimia Anorganik I KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih jelas tentang unsur “Boron” . Makalah ini memuat tentang “ Boron ” dan sengaja dipilih karena untuk memenuhi tugas penulis. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah  banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini  dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca dan dapat memba n tu pembaca memahami lebih dalam tentang  unsur Boron . W alaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan m...