Langsung ke konten utama

Makalah Struktur Molekul

Makalah Struktur Molekul

Download Disini Makalahnya lebih Rapi dan Lengkap Dengan Gambar

Tusfiles

Note :
- Cara Download Tunggu Selama 5 Detik Kemudian Klik Skip di Pojok Kanan
- Jika Link Download Buku tidak aktif lagi silahkan PM Admin di email shirosora02@gmail.com maupun difacebook facebook.com/shirosora

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sistem periodik kimia adalah tampilan unsur-unsur kimia yang tertera dalam tabel. Jumlah unsur yang terdapat pada tabel sistem periodik adalah sebanyak 118 unsur. Jumlah unsur yang terdapat di alam lebih dari 118 unsur. Hal ini disebabkan karena atom-atom dapat bereaksi antara satu atom dengan atom yang lain membentuk substansi baru yang disebut dengan senyawa. Bila dua atau lebih atom-atom berikatan dan membentuk ikatan kimia menghasilkan senyawa yang unik yaitu memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang berbeda dari sifat asalnya (sifat dari unsur-unsur sebelum bereaksi).
Ada beberapa hal yang kita dapat perhatikan, yaitu terdapat banyak contoh penerapan unsur unsur kimia dalam kehidupan sehari hari. 
Salah satunya contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi kehidupan. Sebagian besar kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan dalam tubuh, air penting untuk menjaga DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke seluruh bagian tubuh, dan menjaga keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air memiliki rumus senyawa H2O. Air tersusun dari unsur-unsur hidrogen dan oksigen. Tanpa kita sadari bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi dari unsur-unsur yang berikatan, yang kemudian membentuk senyawa. Mungkin hal-hal yang sepatutnya kita kritisi adalah bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berikatan dan kemudian membentuk senyawa. Sebelum itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari senyawa kimia.


Senyawa kimia terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung atau berikatan satu sama lain. Penggabungan ini akan menghasilkan molekul atau senyawayang sederhana atau kompleks. Atom-atom tersebut terikat satu sama lain dalam senyawa akibat adanya gaya ikatan kimia. Munculnya teori tentang ikatan kimia disebabkan oleh keberadaan golongan unsur gas mulia yaitu pada golongan VIIIA pada sistem periodik. 
Golongan unsur gas mulia memperlihatkan kecenderungan yang sangat kecil untuk membentuk senyawa kimia, hal ini disebabkan karena unsur gas mulia bersifat stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawadan memiliki elektron valensi oktet dan duplet. Kebanyakan unsur-unsur di alam ada dalam bentuk senyawanya, bukan sebagai unsur bebas seperti unsur gas mulia. Halini memperlihatkan adanya kecenderungan dari atom-atom yang relatif tidak stabil membentuk senyawa yang lebih stabil dibandingkan dengan atom unsur bebasnya.Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan mempelajari tentang ikatan kimia. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidakakan pernah lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan ikatan kimia.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah yang terjadi adalah :
1.      Apa pengertian ikatan kimia ?
2.      Apa pengertian ikatan valensi?
3.      Apa pengertian hibridisasi?
4.      Bagaimana teori tolakan pasangan elektron kulit valensi tersebut?






1.3  Tujuan
Karena adanya rumusan masalah yang terjadi, maka dapat di tuliskan tujuan nya sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian ikatan kimia
2.      Untuk mengetahui pengertian ikatan valensi
3.      Untuk mengetahui pengertian hibridisasi
4.      Untuk memahami teori tolakan pasangan elektron kulit valensi tersebut
























BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Ikatan Kimia
1.      Pengertian Ikatan Kimia
Sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua jenis atom adalah kemampuan bergabung dengan atom lain untuk membentuk senyawa, dalam setiap senyawa atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan antar atom yang disebut ikatan kimia.
Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Dalam tahun 1916 telah dikenal dua macam ikatan yaitu ikatan ionik yang dikemukakan oleh Walher Kossel (Jerman) dan ikatan kovalen, oleh G.N. Lewis (Universitas California). Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet. Elektron yang berperan   dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom lain.[1]
Pendapat-pendapat mereka, baik Kossel maupun Lewis, didasarkan pada konsep atom. Inti yang bermuatan positif dikelilingi oleh sejumlah elektron yang beredar dalam lintasan yang konsentris atau terdapat dalam tingkatann energi. Baik ikatan ionik maupun kovalen terbentuk dengan adanya tendensi dari atom-atom yang terikat untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia yang stabil.
Syarat untuk memahami pembentukan molekul menurut teori ikatan valensi, kita harus mengerti: (1) teori atom, (2) konfigurasi elektron, (3) elektron valensi. Perlu diingat bahwa konfigurasi elektron suatu unsur dapat ditulis bila mengetahui unsur yang terlibat dalam pembentukan ikatan dan nomor atom yang dimiliki.
Ikatan ionik dibentuk dengan adanya transfer elektron dari satu atom ke atom lain. Unsur-unsur yang terletak pada golongan I dan golongan II dalam sistem berkala mempunyai sifat mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur tersebut disebut bersifat elektropositif. Unsur pada golongan VII yang disebut unsur halogen bersifat mudah menerima atau menangkap elektron. Unsur-unsur halogen dikatakan bersifat elektronegatif. Elektron yang dilepaskan dari unsur-unsur golongan I dan golongan II merupakan elektron valensi. Elektron valensi memiliki tingkatan tenaga yang paling besar, stabilitasnya rendah hingga mudah lepas dari lintasan. Elektron yang dilepaskan tersebut kemudian akan ditangkap oleh unsur golongan VII dan akan masuk pada orbital pz yang masih memiliki satu elektron yang belum berpasangan.
2.      Teori ikatan kimia sebelum abad ke-20
A. Afinitas kimia
Teori atom adalah premis untuk konsep ikatan kimia. Namun, teori afinitas lebih disukai kimiawan abad 18 mungkin dapat dianggap sebagai asal teori ikatan kimia modern, walaupun afinitas kimia merupakan teori reaksi kimia. Dasar teori afinitas adalah konsep „like attract like“, sesama manarik sesama. Kimiawan Perancis Étienne François Geoffroy (1672-1731) membuat tabel dengan enambelas jenis zat didaftarkan dalam urutan afinitasnya pada zat lain Karya ini memiliki signifikansi historis karena orang dapat memprediksi hasil reaksi dengan bantuan Gambar dibawah.
Tabel.jpg
Gambar tersebut menunjukkan Tabel afinitas kimia dari Geoffroy. Simbol yang digunakan di tabel ini adalah simbol yang awalnya digunakan para alkemi. Di baris pertama, enambelas zat didaftrakan. Di bawah tiap zat in, zat lain dengan urutan afinitasnya pada zat di baris pertama didaftarkan[2]
Sekitar pertengahan abad 19, kimiawan mencari cara untuk mengukur afinitas kimia dengan kuantititatif. Kimiawan Denmark Hans Peter Jargen Julius Thomsen (1826-1909) dan kimiawan Pernacis Pierre Eugene Marcelin Berthelot (1827-1907) menggunakan kalor yang dihasilkan dalam reaksi sebagai ukuran afinitas kimia. Namun, ada beberapa reaksi yang endoterm, walaupun sebagian besar reaksi eksoterm. Kemudian menjadi jelas, tidak ada hubungan yang sederhana antara kalor yang dihasilkan dalam reaksi dan afinitas kimia.





B. Dualisme Elektrokimia
Dualisme elektrokimia adalah teori ikatan kimia rasional yang pertama, dan teori ini diusulkan oleh Davy, Berzelius dkk di pertengahan pertama abad 19. Dasar teori Berzelius adalah sebagai berikut:
Atom berbagai unsur bermuatan positif atau negatif dalam jumlah yang berbeda, dan muatan ini adalah gaya dorong pembentukan zat. Misalnya, tembaga bermuatan listrik positif dan oksigen bermuatan negatif. Tembaga oksida terbentuk dengan kombinasi kedua unsur tersebut masih sedikit positif. Hal ini yang menyebabkan umumnya oksida logam yang agak positif dan air yang agak negatif bereaksi satu sama lain menghasilkan hidroksida. Penemuan bahwa elektrolisis oksida logam alkali menghasilkan logam dan oksigen dengan baik dijelaskan dengan dualisme elektrokimia. Namun, ditemukan beberapa kasus yang tidak cocok dengan teori ini. Menurut aksioma Berzelius, atom hidrogen bermuatan positif dan atom khlorin bersifat negatif. Menurut teori Berzelius, walaupun asam asetat, CH3COOH, bersifat asam, asam trikhloroasetat, CCl3COOH, seharusnya basa. Berzelius percaya b ahwa muatan listrik adalah asal usul keasaman dan kebasaan. Karena penukaran hidrogen dengan khlorin, yang muatannya berlawanan, akan membentuk basa. Faktanya asam trikhloroasetat asam, bahkan lebih asam dari asam asetat Dualisme elektrokimia dengan demikian perlahan ditinggalkan.
C. Teori Valensi
Di paruh akhir abad 19, teori yang lebih praktis diusulkan dari bidang kimia organik. Banyak senyawa organik yang telah disintesis sebelum masa itu, dan strukturnya telah ditentukan dengan analisis kimia. Karena dijumpai banyak senyawa yang secara kimia mirip (misalnya, dalam nomenklatur saat ini sifat-sifat deret asam karboksilat), kimiawan mengusulkan beberapa teori untuk mengklasifikasikan dan mengurutkan kemiripan sifat ini. Menurut salah satu teori, satu radikal (misalnya radikal benzoil, C7H5O–) yang terdiri dari beberapa atom dianggap ekuivalen 4 3dengan satu atom dalam senyawa anorganik. Teori lain menjelaskan bahwa kemampuan ikatan (afinitas kimia) atom tertentu yang terikat sejumlah tertentu atom lain.
Beberapa contoh senyawa dengan radikal benzoil
Tabel 2.jpg
Kimiawan Jerman Stradouity Friedrich August Kekulé (1829-1896) dan kimiawan Inggris Archibald Scott Couper (1831-1892) mengelaborasikan teori kedua menjadi teori valensi. Kekulé menganggap bahwa satu atom karbon memiliki empat satuan afinitas (dalam terminologi modern, valensi) dan menggunakan satuan afinitas ini dengan empat atom hidrogen membentuk CH4 atau berkombinasi dengan dua atom oksigen membentuk CO2. [3]
Ia juga menyarankan kemungkinan atom karbon dapat berkombinasi dengan atom karbon lain, menggunakan satu dari empat valensinya, dan setiap atom karbon dapat berkombinasi dengan atom lain termasuk atom karbon, dengan menggunakan tiga valensi sisanya. Kekulé mengusulkan metoda menggambarkan molekul (yang disebut dengan sosis Kekulé)
seperti gambar dibawah. Pada tahap ini, valensi hanya sejenis indeks yang mengindikasikan rasio atom yang menyusun molekul.


Tabel.jpg
Gambar menunjukkan Struktur molekul yang diusulkan oleh Kekulé. Pada tahap ini konsep ikatan kimia yang menghubungkan atom belum jelas.
3.      Teori ikatan kimia berdasarkan teori Bohr
A.    Ikatan ionic (Ionic bond)
To determine the chemical bond with the deeper, the atom must be known with deeper. From the early 20th century, scientists' understanding of atomic structure to grow deep, and it is accelerating the development of the theory of chemical bonding. Ionic bond is bond in which one or more electrons from one atom are removed and attached to another atom, resulting in positive and negative ions which attract each other.
Skin K and L of sodium atoms fully charged electrons, but there is only one electron in the outer shell (M). So sodium is easy to lose one's outer electrons into the sodium ion Na + which has the same electron configuration with neon atoms Ne (1s22s22p6). Chlorine atom electron configuration (1s22s22p63s23p5). When one chlorine atom captures one electron untukmelengkapi M his skin in order to become fully charged, the electron configuration becomes (1s22s22p63s23p6) that is identical to the electron configuration of argon Ar.
At that time, the sodium chloride crystal structures that have been analyzed by X-ray crystallographic analysis, and the presence of sodium ions and chloride have believed. Obviously there is no contradiction between theory and facts Kossel all ionic compounds are described. However, this theory is not yet complete, as in the case of electrochemical dualism, in which case this theory fails to explain the fact ekesperimen like formation of compounds observed hydrogen or C4 + cations or anions C4-.[4]
Translate/ Terjemahan dari Jurnal :
Untuk mengetahui ikatan kimia dengan lebih dalam, atom harus dikenal dengan lebih dalam. Dari awal abad 20, pemahaman ilmuwan tentang struktur atom bertambah mendalam, dan hal ini mempercepat perkembangan teori ikatan kimia.
Ikatan ion adalah di mana satu atau lebih elektron dari satu atom akan dihapus dan melekat pada atom lain, sehingga ion positif dan negatif yang menarik satu sama lain.
Kulit K dan L atom natrium terisi penuh elektron, tetapi hanya ada satu elektron di kulit terluar (M). Jadi natrium dengan mudah kehilangan satu elektron terluar ini menjadi ion natrium Na+ yang memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan atom neon Ne (1s22s22p6). Konfigurasi elektron atom khlor (1s22s22p63s23p5). Bila satu atom khlorin menangkap satu elektron untukmelengkapi kulit M-nya agar menjadi terisi penuh, konfigurasi elektronnya menjadi (1s22s22p63s23p6) yang identik dengan konfigurasi elektron argon Ar.
Pada waktu itu, sruktur kristal natrium khlorida telah dianalisis dengan analisis kristalografik sinar-X, dan keberadaan ion natrium dan khlorida telah diyakini. Jelas tidak ada pertentangan antara teori Kossel dan fakta sepanjang senyawa ion yang dijelaskan. Namun, teori ini belum lengkap, seperti dalam kasus dualisme elektrokimia, dalam hal teori ini gagal menjelaskan fakta ekesperimen seperti pembentukan senyawa hidrogen atau tidak diamatinya kation C4+ atau anion C4–.[5]
Contoh ikatan Ion  :
Proses Pembentukan Ikatan Ion Pada NaCl (Natrium Klorida)
Perhatikan konfigurasi elektron atom natrium dan atom klor dibawah ini :
11 Na 1s2 2s2 2p6 3s1 atau 2 8 1
17 Cl 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau 2 8 7
Atom natrium cenderung melepaskan satu elektron, agar kulit terluarnya mengandung delapan elektron. Dan atom klor cenderung menangkap satu elektron agar memiliki delapan elektron dikulit terluar. Jika atom Na bertemu dengan atom Cl, maka atom Na memberikan elektron kepada atom Cl.
Akibatnya terbentuklah ikatan ion Na + dan Ion Cl - :
Na ———> Na+ + e (melepaskan satu elektron)
Cl + e ———> Cl¯ (menerima satu elektron)
SS Kimia.jpg
Antara ion Na+ dan ion Cl¯ terjadi tarik menarik karena muatan mereka berlawanan. Akibatnya terbentuklah senyawa NaCl. Terbentuknya ikatan ion Na+ dan Cl¯ membentuk senyawa NaCl (garam). Penggambaran ikatan ion natrium dan klorida membentuk senyawa natrium klorida (NaCl) dapat dianalogikan sebagai gambar perempuan dan laki-laki sebagai berikut.[6]
B.     Ikatan kovalen
Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dan Irving Langmuir (1881-1957), secara independen menjelaskan apa yang tidak terjelaskan oleh teori teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krusial teori mereka adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh elektron. Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan kovalen adalah konsep baru waktu itu. Teori ini kemudian diperluas menjadi teori oktet. Teori ini menjelaskan, untuk gas mulia (selain He), delapan elektron dalam kulit valensinya disusun seolah mengisi kedelapan pojok kubus sementara untuk atom lain, beberapa sudutnya tidak diisi elektron.
Pembentukan ikatan kimia dengan penggunaan bersama pasangan elektron dilakukan dengan penggunaan bersama rusuk atau bidang kubus. Dengan cara ini dimungkinkan untuk memahami ikatan kimia yang membentuk molekul hidrogen. Namun, pertanyaan paling fundamental, mengapa dua atom hidrogen bergabung, masih belum terjelaskan. Sifat sebenarnya ikatan kimia masih belum terjawab.
kovalen.jpg
Teori oktet Lewis/Langmuir. Model atom dan molekul sederhana. Ikatan tunggal diwakili oleh penggunaan rusuk kubus, ikatan ganda dengan penggunaan bersama bidang kubus.
Lewis mengembangkan simbol untuk ikatan elektronik untuk membentuk molekul (struktur Lewis atau rumus Lewis) dengan cara sebagai berikut. Aturan penulisan rumus Lewis
1) Semua elektron valensi ditunjukkan dengan titik di sekitar atomnya.
2) Satu ikatan (dalam hal ini, ikatan tunggal) antara dua atom dibentuk dengan penggunaan bersama dua elektron (satu elektron dari masing-masing atom)
3) Satu garis sebagai ganti pasangan titik sering digunakan untuk menunjukkan pasangan electron ikatan.
4) Elektron yang tidak digunakan untuk ikatan tetap sebagai elektron bebas. Titik-titik tetap
digunakan untuk menyimbolkan pasangan elektron bebas.
5) Kecuali untuk atom hidrogen (yang akan memiliki dua elektron bila berikatan), atom umumnya akan memiliki delapan elektron untuk memenuhi aturan oktet.
Berikut adalah contoh-contoh bagaimana cara menuliskan struktur Lewis.[7]
Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi, digunakan rumus titik elektron (struktur Lewis). Rumus ini dapat menggambarkan peranan elektron valensi dalam mengadakan ikatan. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya terdapat titik, silang atau bulatan kecil yang menggambarkan elektron valensi atom yang bersangkutan.
Contoh:
Table.jpg

Bila dua atom hidrogen membentuk ikatan, maka masing-masing atom akan menyumbangkan sebuah elektron dan membentuk sepasang elektron yang digunakan bersama. Dengan membentuk pasangan elektron maka masing-masing atom akan mempunyai konfigurasi yang sama dengan atom helium dengan dua elektron pada kulit terluarnya. Sepasang elektron dapat digantikan dengan sebuah garis yang disebut tangan ikatan, sehingga pada molekul H2 dapat digambarkan sebagai berikut.
tabell.jpg
Jumlah tangan ikatan dapat menggambarkan jumlah ikatan dalam suatu senyawa kovalen, dalam molekul H2 di atas ikatannya disebut ikatan kovalen tunggal. Molekul O2 terjadi dari dua atom oksigen dengan ikatan kovalen rangkap, sedangkan ikatan pada molekul N2 terjadi tiga ikatan kovalen yang disebut dengan ikatan rangkap tiga.
Yoi.jpg
Dalam pembentukan ikatan kovalen belum tentu semua elektron valensi digunakan untuk membentuk pasangan elektron bersama. Pasangan elektron yang digunakan bersama oleh dua atom yang berkaitan disebut pasangan elektron ikatan (PEI), sedangkan pasangan elektron yang tidak digunakan bersama oleh kedua atom pasangan elektron bebas (PEB).
Penggambaran rumus titik elektron (struktur Lewis) dari molekul beratom banyak (poliatom) kadang-kadang menimbulkan kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat beberapa kemungkinan. Beberapa catatan berikut dapat berguna dalam meramalkan struktur Lewis dari molekul yang beratom banyak. Semua elektron terluar (elektron valensi) dari masing-masing atom yang berikatan harus dihitung.Umumnya atom-atom dalam struktur Lewis akan mempunyai delapan valensi, kecuali atom hidrogen yang hanya akan mempunyai 2 elektron (duplet).
Jumlah elektron yang diterima oleh suatu atom akan sama dengan yang diberikan, kecuali terjadi ikatan koordinasi, yaitu suatu atom hanya memberi atau menerima saja pasangan elektron. Umumnya dalam struktur Lewis semua elektron berpasangan, termasuk pasangan elektron bebas (tidak untuk berikatan).[8]
C.     Ikatan koordinat
Dengan menggabungkan teori valensi dengan teori ikatan ion dan kovalen, hampir semua ikatan kimia yang diketahui di awal abad 20 dapat dipahami. Namun, menjelasng akhir abad 19, beberapa senyawa yang telah dilaporkan tidak dapat dijelaskan dengan teori Kekulé dan Couper. Bila teori Kekulé dan Couper digunakan untuk mengintepretasikan struktur garam luteo, senyawa yang mengandung kation logam dan aminua dengan rumus rasional Co(NH3)6Cl3, maka struktur singular (gambar 3.4(a)) harus diberikan. Struktur semacam ini tidak dapat diterima bagi kimiawan Swiss Alfred Werner (1866-1919).
Ia mengusulkan bahwa beberapa unsur termasuk kobal memiliki valensi tambahan, selain valensi yang didefinisikan oleh Kekulé dan Couper, yang oleh Werner disebut dengan valensi utama. Menuru Werner, atom kobalt dalam garam luteo berkombinasi dengan tiga anion khlorida dengan valensi utamanya (trivalen) dan enam amonia dengan valensi tambahannya (heksavalen) membentuk suatu oktahedron dengan atom kobaltnya di pusat.
huwah.jpg
Setelah melalui debat panjang, kebenaran teori Werner diterima umum, dan ditemukan bahwa banyak senyawa lain yang memiliki valensi tambahan. Dalam senyawa-senyawa ini, atomnya (atau ionnya) yang memerankan peranan kobalt disebut dengan atom pusat, dan molekul yang memerankan seperti amonia disebut dengan ligan. Sifat sebenarnya dari valensi tambahan ini diungkapkan oleh kimiawan Inggris Nevil Vincent Sidgewick (1873-1952). Ia mengusulkan sejenis ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang hanya disediakan oleh salah satu atom, yakni ikatan koordinat.. Jadi atom yang menerima pasangan elektron harus memiliki orbital kosong yang dapat mengakomodasi pasangan elektron. Kekulé telah mengungkapkan amonium khlorida sebagai NH3HCl. Menurut Sidgewick, suatu ikatan koordiant dibentuk oleh atom nitrogen dari amonia dan proton menghasilkan ion ammonium NH4+, yang selanjutnya membentuk ikatan ion dengan ion khlorida menghasilkan ammonium khlorida.
heee.jpg
Amonia adalah donor elektron karena mendonorkan pasangan elektron, sementara proton adalah akseptor elektron karena menerima pasangan elektron di dalam orbital kosongnya.

Penyimpangan Kaidah Oktet
Beberapa molekul kovalen mempunyai struktur Lewis yang tidak oktet atau duplet. Struktur demikian dapat dibenarkan karena fakta menunjukkan adanya senaywa tersebut, misalnya CO dan BF3. Ditemukan beberapa senyawa kovalen yang tidak sesuai dengan aturan oktet, tetapi dapat terbentuk dan cukup stabil. Hal ini disebut, pengecualian aturan oktet yaitu sebagai berikut.
1. Oktet yang tidak sempurna, yaitu senyawa yang mempunyai atom dengan elektron valensi kurang dari delapan Contohnya: Be dalam BeCl2.
2. Oktet yang diperluas, yaitu senyawa yang mempunyai atom dengan elektron valensi lebih dari delapan. Contohnya: P dalam PCl5.
3. Elektron tidak berpasangan (spesi ganjil) yaitu senyawa yang mempunyai atom dengan elektron valensi tidak berpasangan. Contohnya: N dalam NO2.[9]
4.      Teori Kuantum Ikatan Kimia
A.    Metoda Heitler dan London
Sebagaimana dipaparkan di teori Bohr, walaupun merupakan model revolusioner, namun gagal menjelaskna mengapa atom membentuk ikatan. Teori Lewis-Langmuir tentang ikatan kovalen sebenarnya kualitatif, dan gagal memberikan jawaban pada pertanyaan fundamental mengapa atom membentuk ikatan, atau mengapa molekul lebih stabil daripada dua atom yang membentuknya.
Masalah ini diselesaikan dengan menggunakan mekanika kuantum (mekanika gelombang). Segera setelah mekanika kuantum dikenalkan, fisikawan Jerman Walter Heitler (1904-1981) dan fisikawan Jerman/Amerika Fritz London (1900-1954) berhasil menjelaskan pembentukan molekul hydrogen dengan penyelesaian persamaan gelombang sistem yang terdiri atas dua atom hidrogen dengan pendekatan. Sistemnya adalah dua proton dan dua elektron Mereka menghitung energi sistem sebagai fungsi jarak antar atom dan mendapatkan bahwa ada lembah dalam yang berkaitan dengan energi minimum yang diamati dalam percobaan (yakni pada jarak ikatan) tidak dihasilkan. Mereka mengambil pendekatan lain: mereka menganggap sistem dengan elektron yang posisinya dipertukarkan dan menghitung ulang dengan asumsi bahwa dua system harus menyumbang sama pada pembentukan ikatan. Mereka mendapatkan kemungkinan pembentukan ikatan meningkat, dan hasil yang sama dengan hasil percobaan diperoleh.
huu.jpg
Keadaan sistem yang terdiri atas dua atom hidrogen. Lokasi elektron dipertukarkan antara (a) dan (b). Sistemnya beresonansi antara keadaan (a) dan (b).
Dua keadaan di gambar disebut “beresonansi”. Perbedaan energi antara plot (a) dan (b) disebut energi resonansi. Enerhi di gambar 3.6(d) adalah energi untuk keadaan dengan spin dua elektronnya sejajar. Dalam keadaan ini, tolakannya dominan, yang akan mendestabilkan ikatan, yakni keadaan antibonding. Metoda Heitler dan London adalah yang pertama berhasil menjelaskan dengan kuantitatif ikatan kovalen.[10]
YY.jpg
B.     Pendekatan ikatan valensi
Marilah kita perhatikan metoda Heitler dan London dengan detail. Bila dua atom hidrogen dalam keadaan dasar pada jarak tak hingga satu sama lain, fungsi gelombang sistemnya adalah 1s1(1)1s2(2) (yang berkaitan dengan keadaan dengan elektron 1 berkaitan dengan proton 1 dan elektron 2 berhubungan dengan proton 2 sebagaimana diperlihtakna di gambar 3.5(a) (atau 1s1(2)1s2(1) yang berkaitan dengan keadaan dimana elektron 2 terikat di proton 1 dan elektron 1 berikatan dengan proton 2 sebagaimana diperlihatkan gambar 3.5(b)). Bila dua proton mendekat, menjadi sukar untuk membedakan dua proton. Dalam kasus ini, sistemnya dapat didekati dengan mudah kombinasi linear dua fungsi gelombang. Jadi,
hoho.jpg
dengan N+ dan N- adalah konstanta yang menormalisasi fungsi gelombangnya 9 . Dengan menyelesaikan persamaan ini, akan diperoleh nilai eigen E+ dan E- yang berkaitan dengan gambar. Metoda yang dipaparkan di atas disebut dengan metoda ikatan valensi (valence-bond/VB). Premis metoda VB adalah molekul dapat diungkapkan dengan fungsi-fungsi gelombang atom yang menyusun molekul. Bila dua elektron digunakan bersama oleh dua inti atom, dan spin kedua elektronnya antiparalel, ikatan yang stabil akan terbentuk.
C.     Pendekatan orbital molekul
Metoda VB dikembangkan lebih lanjut oleh ilmuwan Amerika termasuk John Clarke Slater (1900-1978) dan Linus Carl Pauling (1901-1994). Namun, kini metoda orbital molekul (molecular orbital, MO) jauh lebih populer. Konsep dasar metoda MO dapat dijelaskan dengan mudah dengan mempelajari molekul tersederhana, ion molekul H2+





5.      Jenis ikatan kimia lain
A.    Ikatan logam
Setelah penemuan elektron, daya hantar logam yang tinggi dijelaskan dengan menggunakan model elektron bebas, yakni ide bahwa logam kaya akan elektron yang bebas bergerak dalam logam. Namun, hal ini tidak lebih dari model. Dengan kemajuan mekanika kuantum, sekitar tahun 1930, teori MO yang mirip dengan yang digunakan dalam molekul hidrogen digunakan untuk masalah kristal logam. Elektron dalam kristal logam dimiliki oleh orbital-orbital dengan nilai energi diskontinyu, dan situasinya mirip dengan elektron yang mengelilingi inti atom.
Namun, dengan meingkatnya jumlah orbital atom yang berinteraksi banyak, celah energi dari teori MO menjadi lebih sempit, dan akhirnya perbedaan antar tingkat-tingkat energi menjadi dapat diabaikan. Akibatnya banyak tingkat energi akan bergabung membentuk pita energi dengan lebar tertentu. Teori ini disebut dengan teori pita.
Tingkat energi logam magnesium merupakan contoh teori pita yang baik. Elektron yang ada di orbital 1s, 2s dan 2p berada di dekat inti, dan akibatnya terlokalisasi di orbital-orbital tersebut. Hal ini ditunjukkan di bagian bawah. Namun, orbital 3s dan 3p bertumpang tindih dan bercampur satu dengan yang lain membentuk MO. MO ini diisi elektron sebagian, sehingga elektron-elektron ini secara terus menerus dipercepat oleh medan listrik menghasilkan arus listrik. Dengan demikian, magnesium adalah konduktor.
zhiend.jpg
Representasi skematik MO logam magnesium. Orbital 1s, 2s dan 2p terlokalisasi, tetapi orbital 3s dan 3p bertumpangtindih membentuk struktur pita
B.     Ikatan hidrogen
Awalnya diduga bahwa alasan mengapa hidrogen fluorida HF memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan hidrogen halida lain (gambar 3.9) adalah bahwa HF ada dalam bentuk polimer. Alasan tepatnya tidak begitu jelas untuk kurun waktu yang panjang. Di awal tahun 1920-an, dengan jelas diperlihatkan bahwa polimer terbentuk antara dua atom flourin yang mengapit atom hidrogen. Sangat tingginya titik didih dan titik leleh air juga merupakan masalah yang sangat menarik. Diawal tahun 1930-an, ditunjukkan bahwa dua atom oksigen membentk ikatan yang mengapit hidrogen seperti dalam kasus HF Kemudian diketahui bahwa ikatan jenis ini umumdidapatkan dan disebut dengan ikatan hidrogen.[12]
oii.jpg
Titik didih senyawa-senyawa hidrogen. Terlihat bahwa titik didih senyawa yang terbentuk oleh unsur periode kedua (N, O, F) menyimpang dari senyawa unsur segolongannya.
Ikatan hidrogen dengan mudah terbentuk bila atom hidroegen terikat pada atom elektronegatif seperti oksigen atau nitrogen. Fakta bahwa beberapa senyawa organik dengan gugus hidroksi – OH atau gugus amino –NH2 relatif lebih larut dalam air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air. Dimerisasi asam karboksilat seperti asama asetat CH3COOH juga merupakan contoh yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.
C.     Ikatan Van der Waals
Gaya dorong pembentukan ikatan hidrogen adalah distribusi muatan yang tak seragam dalam molekul, atau polaritas molekul (dipol permanen). Polaritas molekul adalah sebab agregasi molekul menjadi cair atau padat. Namun, molekul non polar semacam metana CH4, hidrogen H2 atau He.(molekul monoatomik) dapat juga dicairkan, dan pada suhu yang sangat rendah, mungkin juga dipadatkan. Hal ini berarti bahwa ada gaya agreagasi antar molekul-molekul ini.. Gaya semacam ini disebut dengan gaya antarmolekul. Ikatan hidrogen yang didiskusikan di atas adalah salah satu jenis gaya antarmolekul.
Gaya antarmolekul khas untuk molekul non polar adalah gaya van der Waals. Asal usul gaya ini adalah distribusi muatan yang sesaat tidak seragam (dipol sesaat) yang disebabkan oleh fluktuasi awan elektron di sekitar inti. Dalam kondisi yang sama, semakin banyak jumlah elektron dalam molekul semakin mudah molekul tersebut akan dipolarisasi sebab elektron-elektronnya akan tersebar luas. Bila dua awan elektron mendekati satu sama lain, dipol akan terinduksi ketika awan electron mempolarisasi sedemikian sehingga menstabilkan yang bermuatan berlawanan. Dengan gaya van der Waals suatu sistem akan terstabilkan sebesar 1 kkal mol–1. Bandingkan harga ini dengan nilai stabilisasi yang dicapai dengan pembentukan ikatan kimia (dalam orde 100 kkal mol–1). Kimiawan kini sangat tertarik dengan supramolekul yang terbentuk dengan agregasi molekul dengan gaya antarmolekul.[13]












2.2 Teori Ikatan Valensi
            Teori ikatan valensi mula-mula dikemukakan oleh Heitler dan Slater, dan kemudian dikembangkan oleh Pauling dan Coulson, Teori ini bertolak dari fakta bahwa atom sebelum berikatan terpisah satu sama lain. Setelah berikatan, terjadi tumpang tindih orbital kulit terluarnya, sehingga elektron didalamnya menjadi milik berdua. Yang bertindihan hanya orbital yang mengandung elektron yang tidak berpasangan dan setelah bergabung menjadi berpasangan, contohnya H2.
                Dua elektron dapat bergabung dalam satu orbital bila spinnya berlawanan. Satu elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluar suatu atom akan tarik menarik dengan elektron terluar atom lain. Akibatnya, kedua atom terikat karena adanya pasangan elektron tersebut.
            Dua atom yang berjauhan tidak punya daya tarik menarik atau daya tarik menariknya kecil sekali. Jika keduanya makin mendekat, daya tarik bertambah sehingga terjadi tumpang tindih orbital. Tumpang tindih tidak bisa terlalu besar karena ada gaya tolak menolak muatan positif kedua inti. Jadi, terdapat hubungan antara energi potensial (daya tarik dan daya tolak atom) dengan jarak kedua atom. Jarak yang stabil suatu ikatan disebut jari-jari kovalen. Pada jarak ini, perbedaan daya tarik kedua atom dengan daya kedua inti bernilai maksimum.
            Kekuatan ikatan bergantung pada besarnya pertindihan orbital. Berdasarkan itu dikenal dua macam ikatan , yaitu ikatan σ (sigma) dan ikatan π (pi). Ikatan σ mempunyai pertindihan lebih besar maka ikatannya lebih kuat, sedangkan ikatan π lebih lemah karena pertindihannya kecil. Yang termasuk ikatan σ adalah ikatan s-s, s-p, dan p-p yang segaris, sedangkan ikatan p-p yang sejajar. [14]
            Linus Pauling (1931) mengembangkan ikatan valensi modern untuk senyawa koordinasi, yang kemudian dikenal sebagai VBT, dengan mengenalkan konsep hibridisasi. Beberapa contoh konfigurasi elektron ion pusat dalam senyawa kompleks pada orbital d dan orbital hibrida yang bersangkutan diuraikan seperti berikut :
Zink (II) selain membentuk garam normal ZnCl2 dapat pula membentuk ion kompleks [ZnCl4]2-. Menurut konsep hibridisasi , dalam kedua senyawa tersebut masing-masing Zn(II) mengalami hibridisasi sp dan sp3. Pada ion kompleks [ZnCl4]2- , keempat pasang electron dari 4 atom donor ligan klorido menempati keempat orbital hibrida sp3 dalam bangun tetrahedron. Ion kompleks [ZnCl4]2- bersifat diamagnetik,dan sifat ini sesuai dengan konfigurasi elektronik .
            Contoh diatas menunjukkan bahwa teori ikatan valensi dengan konsep hibridisasi, cukup baik untuk menjelaskan bentuk geometri molekul maupun sifat magnetic senya wa kompleks. Lagi pula konsep hibridisasi ini dapat menunjukkan adanya dua kemungkinan konfigurasi electron dx dengan spin terpasang (spin paired) sehingga menghasilkan kompleks spin rendah (low-spin, ls).
            Klasifikasi Pauling tersebut jelas sembarangan dan “menyesatkan” karena istilah ionic dan kovalen (molekular) seharusnya dikaitkan dengan sifat elektrolit/nonelektrolit, bukan pada sifat spin rendah/spin tinggi.[15]
Teori ikatan valensi dapat digunakan untuk menerangkan pembentukan ikatan ionik (ikatan elektrovalen).
Konfigurasi elektron unsur Li:
Li3: 1s2 2s1 → 1e- + 1s2 ; Li+
Li memiliki elektron valensi satu yang terletak pada orbital 2s. Li bersifat elektropositif dan dapat melepaskan elektron valensinya. Setelah Li melepaskan elektron valensinya, maka Li yang semula bersifat netral akan berubah menjadi ion yang bemuatan positif. Sekarang ion Li+ memiliki konfigurasi elektron gas mulia He, yang disebut memiliki sistem dublet.

2.3 Teori Kovalen
Walaupun konsep molekul telah diperkenalkan sejak abad ke-17, tetapi bagaimana dan mengapa molekul terbentuk baru bisa dimengerti para kimiawan pada awal abad ke-20. Terobosan besar yang datang dari Gilbert Lewis yang mengajukan bahwa ikatan kimia melibatkan penggunaan elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan.
Senyawa kovalen (covalent compound) adalah senyawa yang hanya bisa mengandung ikatan kovalen. Secara sederhana, pasangan elektron yang digunakan bersama sering dinyatakan dengan satu garis. Jadi, ikatan kovalen  dalam molekul hidrogen dapat ditulis sebagai H-H. Pada ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan elektron ikatan yang digunakan ditarik oleh inti dari kedua atom yang berkaitan. Gaya tarikan elektron ke inti inilah yang mengikat kedua atom hidrogen dalam molekul H2 dan yang berperan dalam pembentukan ikatan kovalen dalam molekul yang lainnya. Struktur yang digunakan untuk menggambarkan senyawa kovalen seperti H2 disebut struktur lewis. Struktur Lewis (Lewis structure) adalah penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik Lewis dimana pasangan elektron ikatan dinyatakan dengan satu garis atau sepanjang titik yang diletakkan di antara kedua atom, dan pasangan elektron bebas dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing atom. Hanya elektron valensi yang ditunjukkan pada struktur Lewis.
Pembentukan dari molekul-molekul mengilustrasikan aturan oktet (octet rule) yang dirumuskan oleh Lewis: sebuah atom, kecuali atom hidrogen, cenderung membentuk ikatan sampai atom itu dikelilingi oleh delapan elektron valensi. Dengan kata lain, ikatan kovalen terbentuk jika elektron yang tersedia tidak tidak cukup untuk masing-masing atom mencapai oktet yang lengkap. Masing-masing atom dapat melengkapi oktetnya dengan menggunakan elektron secara bersama dalam ikatan kovalen. Persyaratan untuk atom hidrogen adalah untuk mencapai konfigurasi elektron helium, yaitu dikelilingi oleh dua elektron.
Aturan oktet berlaku terutama untuk unsur-unsur dalam periode kedua pada tabel periodik. Unsur-unsur ini hanya memiliki orbital subkulit 2s dan 2p yang dapat menampung maksimum delapan elektron. Pada pembentukan senyawa kovalen senyawa kovalen, atom dari periode kedua ini dapat mencapai konfigurasi elektron gas mulia [Ne] melalui penggunaan elektron bersama dengan atom lain dalam senyawa yang sama. Ada beberapa pengecualian penting dari aturan oktet yang memberikan pengertian lebih dalam tentang sifat ikatan kimia.
Atom-atom dapat membentuk berbagai jenis ikatan kovalen yang berbeda. Dua atom yang berikatan melalui sepasang elektron disebut ikatan tunggal. Dalam beberapa senyawa, atom-atom berikatan dengan ikatan rangkap, yaitu ikatan yang terbentuk jika dua atom menggunakan dua atau lebih pasangan elektron secara bersama-sama. Ikatan antara dua atom yang menggunakan bersama dua pasang  elektron, disebut ikatan rangkap dua. Jika dua atom menggunakan bersama tiga pasang elektron maka disebut ikatan rangkap tiga.[16] Ikatan kovalen dihasilkan berdasarkan penggunaan bersama elektron valensi dari atom-atom yang mengadakan ikatan, seperti contoh dalam pembentukan molekul hidrogen. Setiap atom hidrogen memiliki satu elektron valensi dengan penggunaan bersama elektron valensi maka kedua kedua atom hidrogen membentuk molekul hidrogen. Sekarang atom hidrogen dikelilingi dua elektron seperti konfigurasi elektron gas mulia helium.
Berdasarkan konvensi simbol/tanda elektron dinyatakan dengan titik (.), sedangkan ikatan yang merupakan pasangan elektron diberi tanda dengan garis pendek (-). Beberapa contoh molekul atau senyawa berikut terbentuk dengan ikatan kovalen.[17]




2.4 Hibridisasi
Hibdrisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep orbital orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul.
HIBRIDISASI DAN BENTUK MOLEKUL
Teori VSEPR sangat bermanfaat untuk meramalkan struktur molekul suatu senyawa, tetapi teori tersebut tidak menjelaskan tentang bagaimana elektron-elektron dalam kulit valensi atom pusat dapat membentuk struktur tertentu. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan hibridisasi orbital atom sebagai implementasi dari teori ikatan valensi.
1.         Hibridisasi dan Model Ikatan Valensi Terarah
Menurut teori ikatan valensi, ikatan akan terbentuk antara dua atom jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.       Dalam membentuk ikatan, orbital-orbital pada atom pusat mengadakan restrukturisasi melalui proses hibridisasi membentuk orbital hibrida. Selanjutnya  orbital hibrida ini berikatan dg orbital atom lain.
b.      Orbital-orbital yang berikatan harus bertumpangsuh (overlapping) satu sama lain.
c.       Jumlah elektron dalam orbital ikatan yang bertumpangsuh maksimal dua elektron dengan spin berlawanan.
d.      Kekuatan ikatan bergantung pada derajat tumpangsuh. Makin besar daerah tumpangsuh makin kuat ikatan yang terbentuk.
e.       Orbital-orbital atom selain orbitals dalam berikatan memiliki arah tertentu sesuai orientasi orbital atom yang diberikan.

a.       Hibridisasi Orbital Atom
Hibridisasi adalah proses pengacukan (pencampuran) orbital-orbital atom membentuk orbital baru dengan tingkat energi berada diantara orbital-orbital yang dicampurkan. Hasil pencampuran orbital dinamakan orbital hibrida. Ketika atom hidrogen mendekati atom karbon, terjadi perubahan tingkat energi orbital-orbital pada atom karbon sedemikian rupa sehingga dikemungkinan terjadinya hibridisasi orbital-orbital valensi atom karbon.
Oleh karena itu orbital hibrida yang dibentuk memiliki tingkat energi yang sama (di antara 2s dan 2p), maka elektron yang berasal dari orbital 2s dipromosikan ke orbital sp3 yang masih kosong.
Oleh karena orbital hibrida yang terbentuk berasal dari satu orbital s dan tiga orbital p, maka orbital hibrida disebut orbital sp3.
Dalam proses hibridisasi, berlaku hukum kekekalan orbital. Artinya jumlah orbital sebelum ddan sesudah dicampurkan sama. Jadi hibridisasi satu orbital s dan tiga orbital p akan terbentuk empat orbital sp3.

b.      Bentuk Molekul dan Ikatan Valensi Terarah
Menurut teori ikatan valensi, pada pembentukan ikatan, orbital-orbital hibrida dari atom pusat harus bertumpangsuh dengan orbital atom lain dengan arah tertentu. Pada molekul CH4 orbital hibrida sp3 dari atom karbon akan bertumpangsuh dengan orbital s dari atom hidrogen membentuk ikatan terlokalisasi sp3-s sepanjang sumbu ikatan C-H. Oleh karena ikatan yang terbentuk memiliki orientasi tertentu dalam ruang, maka ikatan ini disebut ikatan valensi terarah.
Jenis orbital hibrida yang dapat dibentuk dari kombinasi orbital s, p, d adalah orbital hibrida sp, sp2, sp3, dsp3, sp3d2, atau d2sp3. Orbital-orbital tersebut memiliki orientasi tertentu dalam ruang.

a)      Struktur linear
Molekul BeH2 menurut prediksi teori domain elektron adalah linear. Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, atom Be tidak memiliki elektron yang tidak berpasangan. Jadi tidak mungkin dapat berikatan membentuk molekul, tetapi faktanya atom Be dapat membentuk molekul BeH2.
Agar atom Be dapat berikatan dengan atom H, maka orbital-orbital 2s pada kulit valensi mengadakan hibridisasi dengan orbital 2p yang masih kosong, diikuti promosi elektron dari orbital 2s ke orbital 2p.
Orbital hibrida sp memiliki dua aspek penting, yaitu:
a)         Setiap orbital menyediakan daerah tumpangsuh yang cukup besar dengan orbital 1s dari atom hidrogen.
b)        Orbital-orbital tersebut memiliki orientasi 180o satu sama lain.
Dua orbital 2p yang tidak digunakan membentuk orbital hibrida berada pada posisi tegak lurus satu sama lain terhadap sumbu yang dibentuk oleh orbital hibrida sp.
b)      Struktur Segitiga Datar
c)      Struktur Tetrahedral
d)     Struktur Dwilimas dan Oktahedral
2.         Hibridisasi dalam molekul yang memiliki pasangan elektron bebas[18]
Pengaruh hibridisasi orbital terhadap keasamaan
Perbedaan yang sangat menarik dari sifat keasaman alkuna alkena dan alkana adalah alkuna lebih asam dari elkena dan alkena lebih asam dari alkana. Bila alkuna direaksikan dengan basa kuat seperti natrium amida(NaNH2). Maka hidrogen terminal alkuna akan bereaksi menjadi amonia dan terbentuk ion asetilida. Hal ini tidak terjadi pada alkena dan alkana.
Mengapa hidrogen terminal alkuna lebih bersifat asam daripada hidrogen terminal alkena dan alkana atau kata lain mengapa anion asetilida lebih stabil daripada anion vinil atau anion alkil. Karena adanya hibridisasi muatan negatif atom karbon. Anion asetilida mempunyai hibridisasi sp. Sehingga muatan negatif berada pada orbital yang mempunyai  ½ karakter s. Anion vinilik mempunyai hibridisasi sp2  bahwa orbital yang mempunyai ⅓ karekter s dan anion alkil mempunyai ¼ karekter s. Telah diketahui bahwa orbital s mempunyai energi yang rendah dan lebih dekat ke inti positif daripada orbital p. Muatan negatif akan distabilkan oleh orbital s daripada oleh orbital dengan karakter s yang rendah orbital p.
Orbital hibrid
Elektron elektron pada orbital 2s lebih stabil daripada elektron elktron orbital 2p. Orbital tipe s terpusat pada inti yang meningkatkan interaksi antara inti bermuatan positif dan elektron elektron orbital. Orbital tipe p diproyeksikan jauh dari inti sehingga elektron otbital ini kurang dapat distabilkan oleh muatan positif.[19]
Bentuk dan arah suatu otbital hibrid merefleksikan gabungan dari orbital orbital atomik konsekuensi dari keelektronegatifan orbital hibrid adalah orbital hibrid akan dipengaruhi oleh inti lebih bersifat s Jika makin elektronegatif. Demikian halnya hidrogen yang apabila semakin bersifat elektropositif semakin besar keasamaannya.
Efek induktif
Alkana merupakan senyawa nonpolar sebab ikatan C C pada senyawa ini tidak mempunyai netto momen dipol muatan. Jika pada alkana terdapat gugus atom yang elektronegatif maka elektron ikatan sigma akan tertarik terpolarisasi kearah gugus elektronegatif. Peristiwa ini disebut efek induktif.
Polarisasi muatan melalui ikatan sigma yang mengakibatkan perbedaan keelektronegatifan ini disebut efek induktif.[20]
1.      ORBITAL HIBRIDA KARBON
Atom karbon memiliki dua orbital 2s dan 2p untuk membentuk ikatan. Terdapat dua elektron tak berpasangan satu dalam tiap orbital 2p artinya atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan dengan hidrogen dalam keadaan dasar. Walaupun spesi CH2  memang dikenal spesi ini sangat tidak stabil. Fakta menunjukkan bahwa atom karbon membentuk ikatan C H dan menghasilkan CH4 dengan bentuk bangun ruang tetrahedron.
Hibridisasi adalah pencampuran dua atau lebih orbital atom membentuk jumlah orbital hibrida yang sama. Dimana masing masing orbital mempunyai bentuk dan energi yang sama.[21]
1.1  Hibridisasi sp3
Atom karbon memiliki konfigurasi ground state pada kulit terluar terdapat dua elektron dalam orbital 2s dan dua elektron tak berpasangan dalam orbital 2p.
1.2 Hibridisasi sp2
Hibridisasi sp2 digunakan bila karbon membentuk ikatan rangkap dua. Untuk membentuk orbital ikatan sp2 karbon menghibridisasiorbital 2enya hanya dengan dua orbital 2pnya. Satu orbital p tetap tak terhibridisasi.
1.3 Hibridisasi sp
Hibridisasi sp digunakan bila karbon membentuk ikatan rangkap tiga. Untuk membentuk orbital ikatan sp karbon menghibridisasi orbital 2enya hanya dengan satu orbital 2pnya. Dua orbital p tetap tak terhibridisasi.
2.      ORBITAL HIBRIDA NITROGEN
Semua ikatan kovalen yang dibentuk oleh unsur unsur dapat dijelaskan dengan orbital hibrida. Secara prinsip pembentukkan hibrida sama dengan atom karbon. Atom nitrogen mempunyai konfigurasi ground state 1s2, 2s2, 2px1, 2py1, 2pz1. Atom nitrogen mengalami hibridisasi sebagai berikut
a.       Atom nitrogen mengalami hibridisasi sp3. Pada hibridisasi sp3, satu orbital sp3 diisi oleh sepasang elektron dan tiga orbital sp3 diisi oleh satu elektron.
b.      Ikatan rangkap dua terbentuk ketika satu elektron dalam orbital hibrida nitrogen tereksitasi ke orbital p maka terbentuk hibrida baru yaitu sp2. Elektron pada orbital p ini digunakan untuk membentuk ikatan pi. Jadi, atom nitrogen yang terhibridisasi sp2 memiliki satu ikatan pi yang ddigunakan untuk membentuk ikatan rangkap dua, mirip dengan molekul etena.
c.       Jika elektron yang tereksitasi ke orbital p ada dua, maka nitrogen memiliki kemampuan membentuk dua ikatan pi dan satu ikatan σ sp membentuk ikatan rangkap tiga.
3.      ORBITAL HIBRIDA OKSIGEN
Atom oksigen memiliki konfigurasi elektron valensi ground state 2s2, 2px1, 2py1, 2pz1. Seperti karbon dan hidrogen. Oksigen membentuk ikatan dengan orbital hibrida sp3 .
Air adalah contoh senyawa yang mengandung oksigen sp3. Sudut ikatan dalam air adalah 104,5o.  Diperkirakan bahwa orbital dengan elektron menyendiri menekan sudt ikatan H-O-H, seperti halnya orbital terisi dalam amonia menekan sudut ikatan H-N-H.
4.      IKATAN RANGKAP TERKONYUGASI
Molekul organik dapat mengandung lebih dari satu gugus fungsi. Beberapa diantaranya senyawa dengan ikatan rangkap karbon-karbon lebih dari satu.
Ada dua cara pokok menempatkan ikatan rangkap dalam senyawa organik:
a.       Ikatan rangkap terkonyugasi atau terdelokasi.
b.      Ikatan rangkap tak terkonyugasi atau terdelokasi.






2.5 Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi
Konsep yang dapat menjelaskan bentuk geometri (struktur ruang) molekul dengan pendekatan yang tepat adalah Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi ( Valence Shell Electron Pair Repulsion= VSEPR). Teori ini disebut juga Teori Domain Elektron. Teori ini dapat menjelaskan ikatan antar atom dari PEB dan PEI yang kemudian dapat mempengaruhi bentuk molekul. Teori VSPER adalah suatu model kimia yang digunakan untuk menjelaskan bentuk bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron. Teori ini juga dinamakan teori Gillespie-Nhylom, dinamai atas dua orang pengembang teori ini. Dalam teori ini dinyatakan bahwa “pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas, yang secara kovalen digunakan secara bersama-sama diantara atom akan saling menolak, sehingga pasangan itu akan menempatkan diri sajauh-jauhnya untuk meminimalkan tolakan”.
Teori VSEPR pertama kali dikembangkan oleh ahli kimia dari Kanada, R.J.Gillespie 1957. Bentuk molekul dan strukturnya dapat diramalkan dengan tepat melalui struktur Lewis. Struktur ini dapat menggambarkan bagaimana elektron tersusun pada suatu atom yang berikatan.
Teori VSERPR tidak menggunakan orbital atom dalam meramalkan bentuk molekul atom dalam meramalkan bentuk molekul, tetapi menggunakan titik elektron suatu atom. Jika suatu atom bereaksi, maka elektron pada kulit terluar (elektron valensi) akan berhubungan langsung terlebih dahulu. Elektron valensi akan menentukan bagaimana suatu ikatan dapat terjadi.
Teori VSEPR menjelaskan terjadinya  gaya tolak-menolak antar pasangan-pasangan elektron pada kulit terluar atom pusat. Teori VSEPR berhasil menjelaskan bentuk molekul. Ketetapan gaya prediksi teori VSEPR relatif sangat tinggi, khususnya untuk molekul-molekul yang pusatnya atom non-logam.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
·         Kemampuan bergabung dengan atom lain untuk membentuk senyawa, dalam setiap senyawa atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan antar atom yang disebut ikatan kimia
·         Hibdrisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.
·         Teori VSPER adalah suatu model kimia yang digunakan untuk menjelaskan bentuk bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron.
3.2 Saran
            Saran penulis terhadap para pembaca agar para pembaca lebih cermat dan teliti dalam memahami apa yang terdapat dalam isi makalah ini. Dan penulis berharap pembaca mampu memberi kritik atau komentar atas kekurangan yang ada di dalam makalah ini.








DAFTAR PUSTAKA

Agus, Kamaludin. 2010. Cara Cepat Kuasai Konsep Kimia SMA Kelas X. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga
Fatisa, Yuni. 2014. Kimia Organik I. Pekanbaru: Kreasi Edukasi
Ismunandar. 2011. Pengantar Kimia. Jakarta: Erlangga.
Isnaeni, Imam Sidiq. Sains Kimia. Jakarta: Erlangga
Khamidinal. 2009. Kimia SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Lestari, Sri. 2003. Kumpulan Rumus Kimia SMA. Jakarta: Kawan Pustaka
Michael Wesberg. 2010. Challanges To The Structural Conception of Chemical Bonding. Diunduh pada tanggal 26 September 2015
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2011. Kimia Organik Dasar. Yogyakarta: UGM
Sugiyarto, Kristian H. 2012. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Transisi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sunarya, Yayan.2010.  Kimia Dasar I Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung: Yrama Widya
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung: ITB
Wilbraham, Antony C dan Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB
Woro Sumarni. 2010. Penerapan Learning Cycle Appoach Sebagai Upaya Meminimalisir Miskonsepsi Mahasiswa Pada Materi Struktur Molekul. Vol.2 Nomer 4. Diunduh pada tanggal 27 September 2015





[1] Khamidinal, Kimia SMA/MA kelas X. Pusat Perbukuan, Jakarta, 2009. Hlm 32
[2] Ismunandar, Pengantar Kimia. Erlangga. Jakarta, 2011. Hlm 41
[3] Ibid. Hlm:  42-43
[4] Michael Weisberg, Challenges to the Structural Conception of Chemical Bonding 2010. Hlm 4
[5] Ismunandar, Pengantar Kimia. Erlangga. Jakarta, 2011 hlm  44

[6] Isnaeni, Imam Sidiq.Sains Kimia. Hlm 25-26
[7] Ismunandar, Pengantar Kimia. Erlangga. Jakarta, 2011 hlm  45-46
[8] Isnaeni, Imam Sidiq.Sains Kimia. Hlm 28

[9] Ismunandar, Pengantar Kimia. Erlangga. Jakarta, 2011 hlm  47
[10] Ibid. hlm 48
[11] Ibid. hlm 49-50
[12] Ibid.53-54
[13] Ibid hlm 57
[14] Syukri. Kimia Dasar 1. Hlm: 213-214
[15] Kristian H. Sugiyarto. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Transisi. 2012. Hlm: 116-120
[16] Raymond Chang. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. 2006. Hlm: 264-266
[17] Prof. Dr. Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia Organik Dasar. 2011. Hlm: 9-14
[18] Yayan Sunarya. Kimia Dasar 1. Hlm 449-459
[19] Drs. Riswiyanto. Kimia Organik. 2009. Hlm: 13
[20] Ibid. Hlm: 14
[21] Yuni Fatisa. Kimia Organik 1. Hlm: 34

Tag : struktur molekul dna, struktur molekul protein, struktur molekul lemak, struktur molekul asam amino, struktur molekul glukosa, struktur molekul air, struktur molekul fruktosa, struktur molekul rna, struktur molekul raksasa, struktur molekul nitrat, struktur molekul alkohol, struktur molekul amilum, struktur molekul asam asetat, struktur molekul aseton, struktur molekul aspirin, struktur molekul alkana, struktur molekul asam sitrat, struktur molekul asam benzoat, struktur molekul benzena, struktur molekul butana, struktur molekul berdasarkan teori orbital molekul, struktur molekul beta karoten, struktur molekul basitrasin, struktur molekul bensin, struktur molekul boraks, struktur molekul benzaldehid, struktur molekul bromtimol biru, struktur molekul bf3, struktur molekul co, struktur molekul kumarin, struktur molekul co2, struktur molekul ch4, struktur molekul cmc, struktur molekul c4h10o, struktur molekul ch3cooh, struktur molekul cfc, struktur molekul caco3, struktur molekul c2h6, struktur molekul dipropil eter, struktur molekul dari 2 pentena, struktur molekul disakarida, struktur molekul dna dan rna, struktur molekul dari 3 metil heksana, struktur molekul dipropil keton, struktur molekul detergen, struktur molekul d-glukosa, struktur molekul dna menurut watson dan crick, struktur molekul etanol, struktur molekul eter, struktur molekul ester, struktur molekul es, struktur molekul metilen klorida, struktur molekul edta, struktur molekul etil asetat, struktur molekul etena, struktur molekul enzim, struktur molekul ebt, struktur molekul fenol, struktur molekul flavonoid, struktur molekul formaldehida, struktur molekul fosfor, struktur molekul fosfolipid, struktur molekul fenolftalein, struktur molekul fitosterol, struktur molekul fruktan, struktur molekul fenilalanin, struktur molekul galaktosa, struktur molekul gelatin, struktur molekul garam diazonium, struktur molekul giberelin, struktur molekul garam, struktur molekul glikogen, struktur molekul gliserol, struktur molekul gas, struktur molekul glisin, struktur molekul h2o, struktur molekul h2 dan h2o, struktur molekul hcn, struktur molekul hormon fsh, struktur molekul hidrokarbon, struktur molekul hormon estrogen, struktur molekul haloalkana, struktur molekul h2co3, struktur molekul hemoglobin, struktur molekul h2so4, struktur molekul isobutanol, struktur molekul isoprena, struktur molekul intan, struktur molekul insulin, struktur molekul iga, struktur molekul intan dan grafit, struktur molekul imunoglobulin, struktur molekul isopropil alkohol, struktur molekul igg, struktur molekul ibuprofen, struktur molekul minyak jagung, struktur molekul asam lemak jenuh, jurnal struktur molekul, jelaskan struktur molekul rna dilihat dari rantainya, jenis struktur molekul, struktur molekul karbohidrat, struktur molekul kimia, struktur molekul kolesterol, struktur molekul kafein, struktur molekul kolagen, struktur molekul klindamisin, struktur molekul keton, struktur molekul keramik, struktur molekul karbon dioksida, struktur molekul klorofil, struktur molekul laktosa, struktur molekul lemak dan asam lemak, struktur molekul lipid, struktur molekul likopen, struktur molekul lewis, struktur molekul leusin, struktur molekul likopen dengan struktur molekul β-karoten, struktur molekul ligan oksalat, struktur molekul linear, struktur molekul monosakarida, struktur molekul monomer, struktur molekul maltosa, struktur molekul monomer dari polimer pvc, struktur molekul madu, struktur molekul miofilamen, struktur molekul monomer dari polimer polietilena, struktur molekul msg, struktur molekul metana, struktur molekul mineral, struktur molekul nh3, struktur molekul naoh, struktur molekul no2, struktur molekul nitrogen, struktur molekul nacl, struktur molekul naftalena, struktur molekul natrium klorida, struktur molekul n-heksana, struktur molekul n-dekana, struktur molekul n-heptana, struktur molekul n-pentana, struktur molekul organik, struktur molekul omega 6, struktur molekul ortofenantrolin, struktur molekul o2, struktur molekul ozon, struktur molekul oktahedral, struktur molekul oksigen, struktur molekul obat, struktur molekul oligosakarida, struktur organisasi molekul, struktur molekul pvc, struktur molekul pdf, struktur molekul pcl5, struktur molekul ppt, struktur molekul polisakarida, struktur molekul parafin, struktur molekul polistirena, struktur molekul polimer, struktur molekul parasetamol, struktur molekul raksasa dimiliki oleh, struktur molekul rna dan dna, struktur molekul raksasa dimiliki oleh unsur, struktur molekul rhodamin b, struktur molekul rna dilihat dari rantainya, struktur molekul rafinosa, struktur molekul ribosa, struktur molekul riboflavin, struktur molekul senyawa, struktur molekul sabun, struktur molekul sukrosa, struktur molekul safrol, struktur molekul selulosa, struktur molekul so3, struktur molekul so2, struktur molekul senyawa haloalkana, struktur molekul sabinena, struktur molekul saponin, struktur molekul, struktur molekul tanin, struktur molekul tnt, struktur molekul teflon, struktur molekul tristearat, struktur molekul titik didih paling tinggi, struktur molekul titik didih paling rendah, struktur molekul trimiristin, struktur molekul trna, struktur molekul tween 80, struktur molekul trigliserida, struktur molekul urea, struktur molekul unsur, struktur molekul unsur dan molekul senyawa, struktur molekul uap air, struktur umum molekul asam amino, struktur umum molekul asam amino dan protein, struktur umum molekul protein, struktur umum molekul lemak, struktur molekul dna untai ganda, struktur molekul asam urat, struktur molekul vitamin, struktur molekul vitamin b, struktur molekul vitamin e, struktur molekul vitamin c, struktur molekul vitamin b2, struktur molekul vitamin b3, struktur molekul vitamin b12, struktur molekul vitamin b1, struktur molekul vitamin b6, struktur molekul vitamin b5, struktur molekul wikipedia, struktur molekul zat warna, struktur molekul zat warna direk, struktur molekul xef4, struktur molekul xanthan gum, struktur molekul xef2, struktur molekul xylan, struktur molekul xef6, struktur molekul yang mempunyai titik didih paling rendah, struktur molekul yang memiliki ribozyme, struktur molekul yang termasuk senyawa haloalkana adalah, struktur molekul yang menunjukkan isomeri 2-metil-2-butena adalah, struktur molekul yang memiliki titik didih paling rendah, struktur molekul yang mempunyai titik didih tinggi, struktur molekul yang mempunyai titik didih tertinggi, struktur molekul yang membedakan asam amino, struktur molekul senyawa yang termasuk karbohidrat, struktur molekul asam amino yang mengandung inti benzena, struktur molekul zat karbohidrat, struktur molekul zat cair, struktur molekul zeolit, struktur molekul air zam-zam, struktur molekul 2 pentena, struktur molekul 2 2 dimetil 1 metoksi propana, struktur molekul 20 asam amino, struktur molekul 2-propanol, struktur molekul glisin pada ph 2.34 dan ph 9 6, struktur molekul 3 metil heksana, struktur molekul periode 3, rangkaian struktur 3 molekul nukleotida rna, struktur 3 dimensi molekul dna

Postingan populer dari blog ini

Download Ebook Kimia Analitik .pdf gratis

Download Ebook Kimia Analitik Kali ini saya akan berbagi  Buku atau Ebook Kimia Analitik .pdf gratis  Ebook Kimia Analisa ini ada berbagai Ebook di antara dari Ebook Kimia Analitik, serta   Ebook Kimia Analisa dasar I, lainnya..  Ada juga dalam versi bahasa inggris yaitu Buku atau  Ebook  Modern Analyitical Chreymistry - David Harvey serta Ebook  Analytical Chemistry for Technicians Third Edition Download Kimia Analitik Tusfiles Download Ebook Kimia Analisa I Tusfiles Download Modern Analyitical Chreymistry - David Harvey Tusfiles Download Analytical Chemistry for Technicians Third Edition Tusfiles NB :  - Cara Download Tunggu Selama 5 Detik Kemudian Klik Skip di Pojok Kanan - Jika Link Download Buku tidak aktif lagi silahkan PM Admin di email shirosora02@gmail.com maupun difacebook facebook.com/shirosora Tag : ebook kimia analitik underwood, ebook kimia analitik gratis, ebook kimia anal...

Soal dan Pembahasan Sifat Koligatif Larutan

Kumpulan Soal dan Pembahasan Sifat Koligatif Larutan Unduh soal pembahasan Sifat Koligatif Larutan untuk kelas XII SMA/MA Soal dan pembahasan Sifat Koligatif Larutan ini dari berbagai penerbit buku seperti Erlangga oleh Michael Purba KTSP 2006 dan Unggul Sudarmo Kurikulum 2013, Yudhistira, Platinum, Grafindo, Phißeta dan Esis Download File dalam format .doc agar mudah dibaca dan tertata rapi lengkap dengan peta konsep dan prasyarat materi. Google Drive  |  Zippyshare  |  Mirror Soal dan Pembahasan Sifat koligatif larutan adalah sifat yang bergantung pada …. Jenis zat terlarut Jenis zat pelaut Jumlah zat pelarut Jumlah zat terlarut Konsentrasi larutan                                                 ...

Soal dan Pembahasan Larutan Penyangga (Buffer)

Kumpulan Soal dan Pembahasan Larutan Penyangga Unduh soal pembahasan Larutan Penyangga untuk kelas XI SMA/MA Soal dan pembahasan Larutan Penyangga ini dari berbagai penerbit buku seperti Erlangga oleh Michael Purba KTSP 2006 dan Unggul Sudarmo Kurikulum 2013, Yudhistira, Platinum, Grafindo, Phißeta dan Esis Download File dalam format .doc agar mudah dibaca dan tertata rapi. Google Drive  |  Zippyshare  |  Mirror Soal dan Pembahasan Pernyataan yang benar tentang larutan penyangga adalah .... mempertahankan pH sistem agar tetap memiliki komponen asam dan basa yang selalu berupa pasangan konjugasi mampu mengatasi penambahan asam dan basa dalam jumlah banyak memiliki kapasitas tertentu pengenceran tidak mengubah konsentrasi ion H +  dan OH - (KIMIA SMA XI. J.M.C. Johari, MSc.dan Ir. M. Rachmawati, MPhil. Esis. 2009 .h. 265) Jawaban : A Pembahasan: Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang mampu mempertahankan ...