Download Makalah Sistem Periodik Unsur Disini Makalahnya lebih Rapi dan Lengkap Dengan Gambar
Tusfiles
Note :- Cara Download Tunggu Selama 5 Detik Kemudian Klik Skip di Pojok Kanan
- Jika Link Download Buku tidak aktif lagi silahkan PM Admin di email shirosora02@gmail.com maupun difacebook facebook.com/shirosora
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam ilmu pengetahuan banyak terciptanya berbagai ilmu, salah satunya
ilmu kimia. Ilmu kimia merupakan pengembangan ilmu baru, tapi ilmu ini berakar
pada alkimia
yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia. Alkimiawan
menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan
kimia modern. Kita sering menemui unsur di sekitar kita.
Unsur adalah zat murni yang dapat berupa
atom tunggal atau berupa gabungan atom-atom sejenis. Contoh: logam emas adalah
unsur yang berupa atom tunggal, sedangkan gas oksigen adalah unsur yang
terbentuk dari gabungan dua atom oksigen. Beberapa unsur
telah sejak lama menjadi bagian kehidupan manusia. Dalam ilmu kimia kita
mempelajari lebih dari 100 unsur di alam. Setiap unsur memiliki sifat-sifat
yang khas, disamping itu terdapat pula unsur-unsur yang memiliki
kemiripan-kemiripan. Oleh karena jumlah unsur cukup banyak, maka perlu
diklasifikasikan kedalam golongan-golongan berdasarkan persamaan
sifat-sifatnya. Sifat-sifat unsur yang beragam misalnya wujud unsur dalam suhu
kamar ada yang padat, cair dan gas. Pengelompokkan unsur-unsur ini sangat membantu
kita dalam memahami kemiripan dan perbedaan diantara unsur-unsur, sehingga
memudahkan kita untuk mempelajari mekanisme dan sifat-sifat yang ditunjukkan
ketika suatu unsur bergabung dengan unsur lain.
Sampai tahun 2011, 118 unsur telah
teridentifikasi, dengan 98 diantaranya terjadi secara alami di bumi. 20 elemen
lainnya secara artifisial dibuat dalam reaktor nuklir atau eksperimen
akselerator partikel. . Sebagian besar merupakan unsur yang ditemukan di alam
dan berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur buatan. Untuk
mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks karena sifat-sifat
unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu
demi satu alangkah sulitnya.
Untuk
mempelajari unsur-unsur yang begitu banyak, diperlukan suatu cara agar mudah
mengenali sifat-sifatnya. Sistem periodik unsur-unsur merupakan suatu sistem
yang sangat baik untuk mempelajari kecenderungan sifat unsur dan beberapa sifat
yang lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian
dari Sistem Periodik Unsur?
2.Bagaimana
sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur?
3.Bagaimana
klasifikasi unsur-unsur dalam Sistem Periodik Unsur?
4.Apa saja sifat-sifat periodisitas unsur?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Sistem
Periodik Unsur
2. Untuk mengetahui sejarah
perkembangan Sistem Periodik Unsur
3. Untuk mengetahui klasifikasi
unsur-unsur dalam Sistem Periodik Unsur
4. Untuk mengetahui apa saja
sifat-sifat periodisitas unsur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem Periodik Unsur
Sistem
periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan semua unsur
yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut. Sistem periodik unsur juga
merupakan sistem pengelompokkan unsur berdasarkan hukum periodik, mencakup
periode dan golongan yang keduanya saling berhubungan dan menentukan
keperiodikkan sifat unsur, disajikan ke dalam bentuk tabel yang disebut Tabel
Periodik Unsur.[1]
Sistem
periodik modern disusun berdasarkan nomor atom dan kemiringan sifat. Lajur-lajur
horizontal disusun berdasarkan kenaikkan nomor atom, sedangkan kolom vertikal
disusun berdasarkan kemiringan sifat. Itulah sebabnya daftar dimulai dengan
hydrogen, sebab hydrogen mempunyai nomor atom I, Litium ditempatkan dibawah
hidrogen karena litium mempunyai kemiripan sifat dengan hydrogen. Sebagaimana
tampak dalam gambar, hydrogen diikuti oleh unsur nomor atom 2, kemudian nomor
atom 3, dan unsur-unsur dalam satu kolom vertikal mempunyai kemiripan sifat
satu dengan yang lainnya
Sistem periodik unsur adalah sistem
pengelompokkan unsur berdasarkan hukum periodik, mencakup periode dan golongan
yang keduanya saling berhubungan dan menentukan keperiodikkan sifat unsur,
disajikan ke dalam bentuk tabel yang disebut Tabel Periodik Unsur.
Tabel
periodik adalah tabel data unsur yang sangat berguna. Tabel ini dirancang
sedemikian rupa sehingga setiap kolom vertikal mengandung unsur yang serupa
secara kimia. Unsur-unsur dalam kolom disebut golongan, atau famili. Unsur
dalam beberapa golongan dapat mirip satu sama lain. Unsur dalam golongan lain
kurang serupa.[2]
Selain
itu, Unsur-unsur dapat diklasifikasikan menurut banyak cara. Cara yang paling
tegas ialah berdasarkan wujud pada keadaan SATP (Standard Ambient Temperature
and Pressure). Atas dasar ini unsur-unsur dibedakan dalam wujud gas (11 unsur),
wujud cair (2 unsur), dan sisanya wujud padat.[3]
Tabel periodik terdiri atas baris-baris
mendatar yang disebut periode dan diberi nomor 1 sampai nomor 7 dimulai dari
sebelah kiri tabel. Kolom-kolom tegak lurus disebut kelompok atau golongan.
Unsur-unsur pada golongan ini memiliki sifat-sifat yang sama.[4]
Sedangkan,
periode dan golongan diidenfikasi secara berbeda. Periode diberi label dari 1
sampai 7. Beberapa acuan menggunakan nomor periode. Golongan umumnya diacu
berdasarkan nomornya. Golongan dapat diberi label dengan tiga cara berbeda
1.
Klasik: golongan utama
diberi label IA sampai VIIA plus 0. Golongan transisi diberi label IB sampai
VIII (meskipun tidak dengan urutan itu).
2.
Perubahan: golongan
utama dan golongan transisi diberi label IA sampai VIII dan kemudian IB sampai
VIIB plus 0.
3.
Modern, golongan diberi
label dengan angka arab dari 1 sampai 18.[5]
2.2 Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Pada tahun 1786, baru dikenal 26 unsur dan pada tahun
1870 sebanyak 60 unsur, sedangkan kini sudah dikenal lebih dari 100 unsur.
Setiap unsur mempunyai sifat kimia dan fisika tertentu, dan cukup sulit diingat
satu persatu.[6]
Sistem periodik unsur merupakan sebuah tabel yang memuat semua unsur kimia
yang dikenal oleh IUPAC (International
Union of Pure and Appied Chemistry) di dalam tabel itu unsur kimia
dikelompokkan berdasarkan kenaikan nomor atom kesamaan sifatnya. Sejarah
perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan Sistem Periodik Unsur telah
mengalami banyak penyempurnaan.[7]
Di
abad kesembilan belas, ketika para kimiawan masih samar-samar dalam memahami gagasan
tentang atom dan molekul, dan belum mengetahui adanya elektron dan proton.
Mereka menyusun tabel periodik dengan menggunakan pengetahuannya tentang massa
atom. Mereka telah melakukan pengukuran massa atom dari sejumlah unsur engan
teliti. Penyususan unsur-unsur menurut massa atomnya dalam tabel periodik
tampak logis bagi para kimiawan yang berpendapat bahwa prilaku kimia
bagaimanapun juga harus berhubungan dengan massa atom.
Pada tahun 1864 kimiawan inggris Jhon
Newlands memperhatikan bahwa jika unsur-unsur yang telah diikenal pada waktu
itu disusun menurut massa atom, maka setiap unsur kedelapan memiliki
sifat-sifat yang mirip. Newlands menyebut hubungan yang istimewa ini sebagai
hukum oktaf. Akan tetapi,”hukum” ini tidak cocok untuk unsur-unsur setelah
kalsium, dan karya Newlands tidak terima oleh masyarakat ilmiah.[8]
Lima tahun kemudian kimiawan Rusia Dmitri
mendleev dan kimiawan Jerman Lothar Meyer secara terpisah mengusulkan
penyusunan tabulasi unsur-unsur lebih luas berdasarkan keteraturannya, sifat
yang berulang secara periodik. Penggolongan yang disusun oleh Mendleev lebih baik dibandingkan yang
disusun oleh Newlands karna disebabkan oleh dua hal. Pertama, ia menggolongkan
unsur-unsur dengan lebih tepat menurut sifat-sifatnya. Selain itu yang sama
pentingnya yaitu adanya kemungkinan meramal sifat-sifat beberapa unsur yang
belum ditemukan. Misalnya, Mendeeliv mengusulkan adanya unsur yang belum
ditemukan yang disebutnya eka-aluminium.[9]
Eka-Aluminium
(Ea)
|
Galium (Ga)
|
|
Massa
atom
|
68
sma
|
69,9
sma
|
Titik
leleh
|
rendah
|
29,78
C
|
Kerapatan
|
5,9
g/cm3
|
5,94
g/cm3
|
Rumus
oksida
|
Ea2O3
|
Ga2O3
|
Namun
demikian,versi awal tabel periodik jelas memiliki ketidakkonsistenan. Misalnya,
massa atom argon (39,95 sma) lebih besar dari pada massa atom Galium (39,10
sma) jika unsur-unsur ini semata-mata disusun berdasarkan kenaikkan massa atom,
argon akan menempati posisi yang ditempati kalium dalam tabel periodik modern.
Tetapi tidak ada kimiawan yang akan menepatkan argon, suatu gas inert, dalam
golongan yang sama dengan litium dan natrium, dua golongan sangat reaktif. Hal
ini dan pembedaan lainnya menyarankan adanya beberapa sifat mendasarkan lainnya
selain massa atom yang nerupakan dasar sifat periodik yang teramati. Sifat ini
akhirnya ditemukan berkaitan dengan nomor atom
Dengan
menggunakan data dari percobaan hamburan sinar–α. Rutherford dapat
memperkirakan jumlah muatan positif dalam inti untuk beberapa unsur, tetapi
sampai tahun 1913 tidak terdapat cara umum untuk nomor atom. Pada tahun yang
sama seorang fisikawan muda inggris Hendry Moseley, menemukan terkaitan antara
nomor atom dan frekuensi sinar x yang dihasilkan dari penembakkan unsur yang
sedang dikaji dengan elektro berenergi tinggi. Dengan sedikit pengecualin,
Moseley menemukan bahwa urutan kenaikkan nomor atom sama dengan urutan
kenaikkan massa atom. Misalnya, kalsium adalah unsur ke dua puluh dalam
kenaikkan massa atom, dan kalium mempunyai nomor atom 20. Penyimpanan yang
tadinya membingungkan ilmuan sekarang menjadi masuk akal. Nomor atom argon adalah
18 dan kalium adalah 19, jadi kalium harus ditempatkan setelah argon dalam
tabel periodik.
Pada
abad kesembilan belas kimiawan menemukan pengulangan periodik yang teratur
dalam sifat-sifat fisika dan unsur. Secara khusus, tabel periodik yang disusun oleh
Mendeleev menggolongkan unsur-unsur secara akurat dan dapat meramalkan
sifat-sifat beberapa unsur yang pada saat itu belum ditemukan.[10]
2.3 Klasifikasi
Unsur-Unsur dalam Sistem Periodik Unsur
2.3.1. Penggolongan Unsur Logam, Nonlogam
dan Semilogam
Penggolongan unsur
yang pertama dilakukan oleh Lavoiser yang mengelompokkan unsur kedalam logam
dan nonlogam.pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal.
Oleh karena
pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana,unsur-unsur tersebut
kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain,artinya belum terlihat
adanya kemiripan antara unsur yang satu dengan yang lainnya,tentu saja
pengelompokkan atas logam dan nonlogam masih sangat sederhana,sebab antara
sesama logam pun masih terdapat banyak perbedaan.
Golongan logam memiliki sifat yang
umumnya berhubungan dengan logam-logam biasa dijumpai di kehidupan sehari-hari.
Logam umumnya berbentuk padat (dengan perkecualian merkuri, Hg, yang berupa
cairan), berkilap, merupakan penghantar (konduktor) yang baik untuk listrik dan
panas, ductile (mudah diulur
menyerupai kawat) dan dapat ditempa (dapat dengan mudah diratakan
membentuk lempeng tipis). Semua logam ini cenderung kehilangan elektron dengan
mudah.
Kecuali untuk unsur-unsur yang berada pada
perbatasan garis berbentuk tangga (selebihnya tentang hal ini akan dijelaskan
kemudian), unsur- yang berada disebelah kanan garis dikelompokkan sebagai
nonlogam (bersama-sama dengan hidrogen).[11]
Nonlogam memiliki sifat yang berlawanan
dengan logam. Nonlogam bersifat rapuh, tidak mudah diulur dan ditempa,
merupakan konduktor yang tidak baik iuntuk panas dan loistrik serta cenderung
memperoleh elektron pada suatu reaksi kimia. Beberapa nonlogam berbentuk cair.
Metaloid atau semilogam memiliki sifat
yang berada di antara logam dan nonlogam. Unsur-unsur ini memiliki nilai
ekonomis karena sifat konduktivitasnya yang unik (hanya menghantarkan arus
listrik secara parsial), sehingga membuat unsur ini menjadi berharga untuk
industri semikonduktor dan keping komputer. [12]
Metaloid disebut juga semimetal yaitu
unsur yang mempunyai sifat antara logam dan non logam. Contohnya: Boron,
Silikon, Arsen, Germanium, dll.[13]
2.3.2.
Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier
Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur
kimia. Pengelompokan unsur tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur
kimia di bagi menjadi empat kelompok yaitu gas, tanah, logam dan non logam.
Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam
masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda.
Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah
cahaya, kalor, oksigen, azote (nitrogen), dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong
logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida, dan asam
borak. Adapun unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt,
tembaga, timah, nesi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel,
tungsten, dan seng. Adapun yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium
oksida, barium oksida, aluminium oksida, dan silikon oksida.[14]
2.3.3.Pengelompokan Unsur Menurut Triade Dobereiner
Pada
tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner, seorang profesor kimia di jerman,
mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan massa
rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan strontium, yaitu kalsium dan
barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur lain mempunyai gejala
seperti itu.oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsur-unsur
dapat dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok tiga unsur yanng disebut triade. Namun sayang, Dobereiner tidak
berhasil menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut bermanfaat.[15]
Selain itu, Dobereiner menemukan adanya beberapa
kelompok unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan
massa atom.Contoh kelompok-kelompok triade: Cl, Br dan I, Ca, Sr dan Ba, S,
Se dan Te.[16]
Unsur-unsur yang mempunyai sifat yang sama disusun
berdasarkan massa atomnya dalam suatu triade yaitu setiap kelompok terdiri dari
tiga unsur. Unsur yang ditengah mempunyai massa atom rata-rata dari jumlah
massa atom kedua unsur yang mengapitnya dan sifatnya diantara keduanya.[17]
Triade
|
Ar
|
Rata-rata Ar
unsur pertama dan ketiga
|
Kalsium
Stronsium
Barium
|
40
88
136
|
![]() |
2.3.4. Hukum
Oktaf Newlands
Pada tahun
1864,seorang ahli kimia dari inggris bernama A.R Newlands mengumumkan
penemuannya yang disebut hukum oktaf.Newlands menyusun unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya Ternyata unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur
ke-1 dan ke-8,unsur ke-2 dan ke-9 dan seterusnya) menunjukkan kemiripan sifat.
Daftar unsur yang disusun Newlands berdasarkan hukum oktaf diberikan.[18]
J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan
unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Ia menyatakan bahwa
sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur
kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.[19]
1.H
|
2.Li
|
3.Be
|
4.B
|
5.C
|
6.N
|
7.O
|
8.F
|
9.Na
|
10.Mg
|
11.Al
|
12.Si
|
13.P
|
14.S
|
15.Cl
|
16.K
|
17.Ca
|
18.Cr
|
19.Ti
|
20.Mn
|
21.Fe
|
22.Co&Ni
|
23.Cu
|
24.Zn
|
25.Y
|
26.In
|
27.As
|
28.Se
|
John Newlands menemukan hubungan antara
sifat unsur dengan massa atom relatifnya. Jadi unsur ke delapan mempunyai sifat
yang sama dengan unsur pertama atau dengan kata lain sifat unsur yang pertama
akan terulang secara periodik pada urutan ke delapan. Penemuan John Newlands
dikenal dengan hukum oktaf.[20]
Hukum Oktaf Newlands ternyata hanya
berlaku untuk unsure-unsur ringan,kira-kira sampai dengan kalsium (Ar=40).Jika
diteruskan,ternyata kemiripan selalu dipaksakan misalnya,Ti mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan C
maupun Si.[21]
Selain itu, sistem ini hanya
berlaku untuk unsur-unsur ringan yang memiliki massa taom relatif (Ar) rendah.
Namun demikian, hukum oktaf John Newlands telah menuju usaha yang tepat untuk
menyusun diagram unsur.[22]
2.3.5. Sistem Periodik Mendeleev
Pada
tahun 1869,seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich Mendeleev,
berdasarkan pengamatannya terdapat 36 unsur yang sudah dikenal ketika itu,
menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur
adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya, jika
unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu
akan berulang secara periodik.
Mendeleev
menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur
vertikal, yang disebut golongan, dan menyusun unsur-unsur itu berdasarkan
kenaikkan massa atom relatifnya dalam satu lajur horizontal, yang disebut
periode. Daftar periodik mendeleev yang dipublikasikan pada tahun 1872 .
Mendeleev
mengosongkan beberapa tempat. Hal itu dilakukannya untuk menetapkan kemiripan
sifat dalam golongan. Sebagai contoh,
Mendeleev menempatkan Ti (Ar=48) pada golongan IV dan membiarkan golongan III
kosong, karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada B dan Al. Mendeleev
yakin masih ada unsur yang belum dikenal
yang akan menempati golongan III tersebut. Bahkan, Mendeleev meramalkan
sifat dari unsur yang belum dikenal itu.
perkiran itu berdasarkan sifat dari unsure lain yang sudah dikenal, yang letaknya berdampingan dengan
baik secara mendatar maupun tegak.
Ketika unsur yang diramalkan tersebut
ditemukan, ternyata sifatnya sesuai dengan ramalan Mendeleev. Salah satu contoh
adalah Garmanium(Ge) yang detemukan pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev pada
awalnya dinamai ekasilikon.[23]
Dengan daftar sistem periodik unsur Mendeleev ini dapat diketahui :
1.
Perubahan sifat-sifat yang teratur
dari unsur-unsur dalam satu golongan ke golongan lain
2.
Hubungan antara valensi tertinggi
unsur dengan nomor golongannya.
3.
Ramalan sifat-sifat unsur yang
belum diketahui pada saat itu.
4.
Daftar ini tidak banyak berubah
walaupun unsur-unsur gas mulia telah ditemukan.[24]
2.3.6. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley
Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom
mengalami perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom
bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang
lebih kecil yang di sebut partikel
dasaratau partikel subatom.
Kini atom di yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton,
elektron, dan neuron.
Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya
setiap unsurmempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainya.
Jumlah proton dalamsatu atom ini disebut nomor atom. pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseleymelakukan eksperimen
pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X dalam memperbaiki
susunan Tabel Periodik Mendelev. Moseley berhasil menemukan kesalahan dalam
tabel periodik Mendeleev dimana sifat yang dimiliki oleh unsur sangat banyak.
Pada tahun 1914, berdasarkan hasil eksperimen Henry G
J Moseley tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari
oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal
tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda,
tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop. Kenaikan jumlah proton
ini mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur
sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang
di sebut juga sistem periodik bentuk panjang.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan
nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut
periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, sedangkan lajur-lajur
vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem
periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi
lagi menjadi 8 golongan A (IA-VIIIA) dan 8 golongan B (IB – VIIIB).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan
transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai
dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur
transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7
terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu
unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk
golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan
unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur
tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga
daftr tidak terlalu panjang.
Henry Moseley juga menunjukan bahwa
urut-urutan unsur dalam sistem periodik Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor
atomnya. Penempatan tellurium(Ar=128) dan iodine(Ar=127) yang tidak sesuai
dengan kenaikan massa atom relative,ternyata sesuai dengan kenaikan nomor
atomnya (nomor atom Te=52; I=53).[25]
Daftar asli Mendeleyev mengalami banyak perubahan,
namun masih terlihat pada sistem periodik modern. Ada berbagai macam
sistem periodik, tetapi yang sering digunakan adalah sistem periodik panjang.
Daftar ini disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur.
Unsur-unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia
yang mirip. Jadi sifat unsur ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron. [26]
Berdasarkan penemuan-penemuan oleh Rutherford dan Bohr
dibuat teori atom modern karena teori Dalton yang klasik tidak memenuhi
Syarat-Syarat lagi. Dengan demikian maka susunan sitem periodik mengalami pula
perubahan-perubahan teori atom modern, yaitu:
1. Hukum Mendeleev diubah sifat-sifat suatu unsur
adalah fungsi periodik dari pada nomor atomnya.
2. Susunan sistem periodik oleh Julius Thomson dan
Bohr diubah pula sehingga sesuai dengan susuna elektron dari unsur-unsur.[27]
Di zaman
yang penuh dengan teknologi ini, sistem periodik unsur (SPU) dan
struktur atom merupakan materi yang abstrak dan paling mendasar dalam ilmu
kimia. Penggunaan multimedia pembelajaran berupa software pembelajaran mandiri
(SPM) adalah salah satu cara alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini meneliti aspek-aspek yang dimiliki oleh SPM yang efektif dan
efisien. Diharapkan penggunaan multimedia pembelajaran berupa SPM ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan
melalui empat tahap, yaitu: penetapan, perancangan, pengembangan dan
penyebaran.[28]
Dalam suatu penelitian Mg/Al
HTlc disintesis dari air asin bisa digunakan sebagai sorben untuk MO (metil
oren) dalam larutan. Adsorpsi MO diperkirakan terjadi terutama pada permukaan
luar melalui pesanan pseudo-kedua adsorpsi mencapai keseimbangan. Adsorpsi isoterm
baik dijelaskan oleh model Freundlich.[29]
2.3.7.
Pengelompokkan Unsur-Unsur Utama
Unsur golongan utama
adalah unsur-unsur yang konfigurasi elektron terakhir atomnya terdapat pada
orbital s atau orbital p. Unsur golongan utama termasuk ke dalam unsur blok s
dan blok p. Unsur-unsur yang tersusun dari atom dengan konfigurasi elektron terakhirnya
berada pada orbital s, termasuk unsur-unsur blok s. Unsur-unsur yang tersusun
dari atom dengan konfigurasi elektron terakhirnya berada pada orbital s dan
orbital p termasuk unsur-unsur blok p.[30]
Unsur-unsur
golongan utama atau representatif ditandai dengan konfigurasi elektronik tidak-penuh pada
satu kulit terluar ns1 - ns2 np(4-5).
Unsur-unsur 30Zn, 48Cd, dan 80Hg
masing-masing mempunyai konfigurasi elektronik [18Ar] 3d10 4s2,
[36Kr], 4d10 5s2 dan [54Xe]
4f14 5d10 6s2.
Unsur-unsur ini dapat membentuk ion M2+ seperti unsur-unsur
golongan M2 dengan beberapa kemiripan, namun dengan perbedaan sifat-sifat
diantara kedua kelompok ini. Salah satu perbedaannya adalah bahwa unsur-unsur
Zn dan Cd mempunyai sifat kecenderungan yang lebih besar untuk membentuk senyawa-senyawa
kompleks dengan NH3, ion-ion halida (X-) dan CN-.
Perbedaan
sifat-sifat di antara kedua kelompok ini mungkin disebabkan oleh konfigurasi
elektronik terluar yaitu 18 elektron bagi ion M2+ untuk
kelompok ini. Dengan penuhnya elektron (d10) untuk kelompok
ini diduga ada hubungannya dengan sifat polarisasi ion M2+ yang
jauh lebih besar daripada sifat polarisasi ion-ion divalen dari kelompok M2
sebagai akibat sifat orbital d yang mudah mengalami distorsi.
Oleh karena itu ketiga unsur tersebut sering dinyatakan pula sebagai kelompok
unsur-unsur utama tetapi dengan notasi M2'.[31]
2.3.8.
Pengelompokkan Unsur-Unsur Transisi
Kelompok unsur
transisi. Batasan mengenai unsur transisi masih sering diperdebatkan. Dari satu
sisi, unsur-unsur transisi mencakup seluruh unsur-unsur dengan orbital nd(1-10) "sedang
diisi elektron" menurut prinsip Aufbau. Secara umum, batasan ini
memberikan karakteristik konfigurasi elektronik (n-1)d(1-10) ns(1-2),
dan dengan demikian unsur-unsur dengan konfigurasi elektronik .....(n-1)d(1-10) ns2
yaitu Zn, Cd, dan Hg termasuk di dalamnya.
Sebaliknya
pandangan lain, yang lebih banyak diikuti para ahli kimia, mempertimbangkan
bahwa ketiga unsur kelompok terakhir ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda
dari umumnya sifat-sifat kelompok usnur-unsur transisi, misalnya dalam hal
sifat magnetis dan warna. Oleh karena itu, ketiga unsur tersebut tidak dapat
dipertimbangkan sebagai unsur-unsur transisi. Konfigurasi elektronik belum
penuh pada salah satu atau kedua kulit terluar yang melibatkan orbital d dengan
karakteristik konfigurasi elektronik (n-1)d(1-10) ns(1-2).
Jadi jelas bahwa dengan batasan demikian ini ketiga unsur tersebut (Zn, Cd, Hg)
tidak termasuk sebagai unsur transisi.[32]
Sifat-sifat unsur
transisi yaitu:
1. Oksida-oksida
dan hidroksida logam-logam transisi (M+2, M+3) kurang
bersifat basa dan sukar larut.
2. Garam-garam
logam-logam transisi kurang bersifat ionik dan juga kurang stabil terhadap
pemanasan.
3. Garam-garam
dan ion-ion logam transisi dalam air lebih mudah terhidrat dan juga lebih mudah
terhidrolisis menghasilkan sifat agak asam.
2.3.9.
Pengelompokkan Unsur-Unsur Inert atau Gas Mulia
Kelompok
unsur-unsur inert yang sering disebut juga unsur-unsur gas mulia (noble
gases) terdiri atas2He, 10Ne, 18Ar, 36Kr, 54Xe,
dan 86Rn. Kecuali He yang mempunyai konfigurasi penuh 1s2,
kelompok unsur ini ditandai dengan konfigurasi elektronik penuh untuk setiap
orbital dan dengan elektron valensi ns2 np6.Karakteristik
pada orbital kulit terluar inilah yang biasanya dikaitkan dengan sifat inert (lembam) unsur-unsur yang
bersangkutan, yaitu sangat stabil dalam arti sukar bereaksi dengan unsur-unsur
lain. Namun demikian akhir-akhir ini telah berhasil dibuat beberapa senyawa
xenon dan kripton seperti XeF2, XeF4, XeF6,
XeO4, dan KrF2. Unsur-unsur
inert ini sering juga diklasifikasikan sebagai golongan nol karena sifat
kestabilan yang tinggi, namun lebih sering diklasifikasikan sebagai golongan
VIII utama atau M8. Perlu dicatat bahwa konfigurasi elektronik unsur-unsur gas
mulia dianggap sudah penuh, dan oleh karenanya dipakai sebagai standar untuk
menyatakan penuh atau tidak-penuhnya konfigurasi elektronik kelompok
unsur-unsur lain.
2.3.10.
Hubungan Sistem Periodik dan Konfigurasi Elektron
Penyusunan unsur-unsur dalam sistem periodik panjang dapat dihubungkan
dalam konfigurasi elektron dalam orbital atom. Sesuatu ha l ini, hukum berkala
dapat diungkapkan secara lain yaitu sifat-sifat unsur berhubungan langsung
dengan konfigurasi elektron dalam atom unsur tersebut. Unsur-unsur dalam sistem
periodik dapat dikelompokkan dalam jalur vertikal yang disebut golongan dan
jalur horisontal disebut periode.[34]
·
Periode
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem
periodik modern. Periode suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah
terisi elektron (n terbesar) berdasarkan konfigurasi elektron. Konfigurasi
elektron adalah persebaran elektron dalam kulit-kulit atomnya.
Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu
:
1.
Periode 1 (periode sanngat pendek)
berisi 2 unsur;
2.
Periode 2 (periode pendek) berisi 8
unsur;
3.
Periode 3 (periode pendek) berisi 8
unsur;
4.
Periode 4 (periode panjang) berisi
18 unsur;
5.
Periode 5 (periode panjang) berisi
18 unsur;
6.
Periode 6 (periode sangat
panjang)berisi 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau ke-5, dan
14 unsur lagi merupakan deret lantanida;
7.
Periode 7 (periode sangat panjang)
berisi 28 unsur, belum lengkap karena maksimum 32 unsur. Pada periode ini
terdapat deret aktinida.[35]
·
Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada tabel periodik unsur.
Unsur-unsur yang ada dalam satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan,
terdapat delapan golongan utama dan delapan golongan transisi.
Golongan utama tersebut adalah :
1.
Golongan I A disebut golongan alkali
(kecuali H) terdiri dari unsur-unsur H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr
2.
Golongan II A disebut golongan
alkali tanah yang terdiri dari unsur-unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
3.
Golongan III A disebut golongan
baron aluminium yang terdiri dari unsur-unsur B, Al, Ga, In, Ti, Uut
4.
Golongan IV A disebut golongan
karbon-silicon yang terdiri dari unsur-unsur C, Si, Ge, Sn, Pb, Uuq
5.
Golongan V A disebut golongan
nitrogen-fosforus yang terdiri dari unsur-unsur N, P, As, Sb, Bi, Uup
6.
Golongan VI A disebut golongan
oksigen-belerang yang terdiri dari unsur-unsur O, S, Se, Te, Po, Uuh
7.
Golongan VII A disebut golongan
halogen yang terdiri dari unsur-unsur F, Cl, Br, I, At
8.
Golongan VIII A disebut golongan gas
mulia yang terdiri dari unsur-unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn
Golongan transisi tersebut adalah :
1.
Golongan I B terdiri dari
unsur-unsur Cu, Ag, Au, Rg
2.
Golongan II B terdiri dari
unsur-unsur Zn, Cd, Hg, Uub
3.
Golongan III B terdiri dari
unsur-unsur Se,Y, La, Ac
4.
Golongan IV B terdiri dari
unsur-unsur Ti, Zr, Hf, Rf
5.
Golongan V B terdiri dari unsur-unsur
V, Nb, Ta, Db
6.
Golongan VI B terdiri dari
unsur-unsur Cr, Mo, W, Sg
7.
Golongan VI B terdiri dari
unsur-unsurMn, Te, Re,Bh
8.
Golongan VIII B terdiri dari
unsur-unsur Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh, Ir, Mt, Ni, Pd, Pt, Ds[36]
Elektron valensi adalah elektron terluar yang tidak terikat kuat yang
mempunyai peranan dalam pembentukan ikatan kimia. Berdasarkan konfigurasi
elektron, unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi 4 blok, yaitu :
1.
Unsur-unsur blok s, konfigurasi
elektronnya = ns1-2
2.
Unsur-unsur blok p, konfigurasi
elektronnya = np1-6
3.
Unsur-unsur blok d, konfigurasi
elektronnya = (n-1)s2 (n-1)p2 (n-1)d1-10ns2
4.
Unsur-unsur blok f konfigurasi
elektronnya = (n-2)f 1-14 (n-1)s2 (n-1)p2 (n-1)d1-10ns2
Oleh karena unsur-unsur golongan gas mulia dahulu diduga tidak dapat
bereaksi maka unsur-unsur ini biasanya disebut golongan 0(nol). SPU dibagi atas
8 golongan. Setiap golongan dibagi atas golongan utama(A) dan golongan transisi
(B). Penomoran golongan dilakukan berdasarkan elektron valensi yang dimiliki
oleh suatu unsur.
1.
Jika konfigurasi elektron berakhir
di blok s dan p maka pasti menempati golangan A.
2.
Jika konfigurasi elektron berakhir
di blok d maka menempati golongan B
3.
Jika konfigurasi elektron berakhir
di blok f maka pasti menemp ati golongan B (Lantanida n=6 dan Aktinida
n=7(golongan radio aktif))
Contoh
11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
Dapat
diketahui bahwa elektron terakhir pada n=3 memiliki elektron valensi 1, berarti
golongan 1 serta berakhir di subkulit s berarti golongan A. Sehingga letak
unsur tersebut dalam TPU adalah golongan 1A periode 3.[37]
2.4 Sifat
Periodisitas
Sifat atom mempunyai suatu
keteraturan periodisitas. Keteraturan ini dapat diprediksi menggunakan tabel periodik unsur dan dapat
dijelaskan dengan menganalisis konfigurasi elektron dari setiap unsur. Setiap
unsur mempunyai kecenderungan mengambil atau melepaskan elektron valensi untuk
mencapai pembentukan oktet. Ada dua macam keteraturan lainnya yang penting.
Pertama, elektron ditambahkan satu kali dari kiri ke kanan tabel. Pada
peristiwa ini, tarikan inti elektron kulit terluar bertambah, jadi elektron
menjadi dekat ke inti dan mengikat lebih kuat. Kedua, penurunan kolom pada
tabel periodik, elektron terluar menjadi kurang kuat ikatannya terhadap inti.
Hal ini terjadi karena jumlah tingkat energi terisi yang utama bertambah
seiring penurunan unsur pada masing-masing golongan.Salah satu manfaat penataan
unsur-unsur di dalam tabel periodik unsur adalah pemahaman sifat-sifat kimiawi
baik bagi unsur -unsur dalam posisi periode maupun golongan.[38]
2.4.1.
Jari-Jari Atom
Jari-jari atom merupakan jarak elektron
terluar ke inti atom dan menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar
diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak
inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam
suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu
periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin
banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama
sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
2.4.2.
Energi Ionisasi
Energi ionisasi (Ei)
adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari tiap mol spesies
dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu elektron pertama (dari atom
netralnya) disebut sebagai energi ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu
elektron ke dua disebut energi ionisasi kedua, dan begitu seterusnya untuk
pengeluaran satu elektron berikutnya.
Mudah dipahami bahwa mengeluarkan
satu elektron pertama dari atom netralnya akan lebih mudah daripada
mengeluarkan satu elektron kedua dan seterusnya dari kation yang bersangkutan
karena pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif terhadap elektron
yang semakinberkurang jumlahnya.
Jika jumlah elektronnya
sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil
(jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron
terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.[39]
Unsur-unsur
yang segolongan: energi ionisasi makin
ke bawah makin kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti
(gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di
lepaskan.
Unsur-unsur
yang seperiode: energi ionisai pada
umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik
inti makin kuat.
2.4.3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang
dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron. Jika ion
negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka
proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada
unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam
satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dangaya tarik
inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron
dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada
satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron
dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
2.4.4. Keelektronegatifan
Suatu unsur dalam senyawa dapat
mempunyai sepasang elektron yang dipakai bersama yang membentuk ikatan kovalen,
misalnya senyawa HCl. HCl (sepasang elektron yang dipakai bersama).
Pasangan elektron itu ditarik oleh atom
H dan atom Cl, akibatnya berada diantara keduanya. Akan tetapi daya tarik Cl
lebih kuat dari pada H sehingga kedua elektron itu lebih dekat ke atom Cl.
Kekuatan daya tarik itu disebut Keelektronegatifan unsur.
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu
atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi
keelektronegatifan adalahgaya tarik dari inti terhadap elektron dan
jari-jari atom.
Unsur-unsur
yang segolongan:
keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil,
karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah
dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur
yang seperiode:
keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan terbesar pada
setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga
kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni
4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni
0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk
menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga
kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerim
elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan
kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi
positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.[40]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem periodik unsur
adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan semua unsur yang sudah
dikenal ada dalam daftar tersebut. Sistem periodik unsur juga merupakan sistem
pengelompokkan unsur berdasarkan hukum periodik, mencakup periode dan golongan
yang keduanya saling berhubungan dan menentukan keperiodikkan sifat unsur, disajikan
ke dalam bentuk tabel yang disebut Tabel Periodik Unsur.
Sejarah perkembangan sistem periodik banyak sekali mendapatkan teori dari
para ahli kimia. Sistem periodik unsur merupakan sebuah tabel yang memuat semua
unsur kimia yang dikenal oleh IUPAC (International Union of Pure and Appied
Chemistry) di dalam table itu unsur kimia dikelompokkan berdasarkan kenaikan
nomor atom kesamaan sifatnya. Sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur dan
penyusunan Sistem Periodik Unsur telah mengalami banyak penyempurnaan, dan
sekarang kita mengenal sistem periodik modern.
Klasifikasi unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi berdasarkan logam
nonlogam semilogam, menurut Lavoiser, menurut Triad Dobereiner, menurut oktaf
Newlands, menurut Mendeleev, pembagian unsur-unsur utama, transisi, dan
unsur-unsur inert atau gas mulia.
Sifat periodisitas yaitu sifat atom yang
mempunyai suatu keteraturan periodisitas. Keteraturan ini dapat diprediksi
menggunakan tabel periodik unsur dan dapat
dijelaskan dengan menganalisis konfigurasi elektron dari setiap unsur. Setiap
unsur mempunyai kecenderungan mengambil atau melepaskan elektron valensi untuk
mencapai pembentukan oktet. Sifat-sifat periodisitas antaralain jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
3.2 Kritik
Ilmu kimia merupakan pengembangan ilmu baru, tapi ilmu ini berakar pada
alkimia
yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia. Tidk ada salahnya
jika kita sebagai mahasiswa yang berjurusan kimia memahami akan pembelajarannya
terutama yang membahas sistme periodik unsur.
3.3 Saran
Adanya pembahasan mengenai sistem
periodik unsuru ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam menjawab segala
persoalan mengenai pembelajaran dalam dunia perkulihan yang membahas sistem
periodik unsur.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Budiaman. 2005. Kimia Untuk SMA/MA.
Bandung: Yrama Widya.
Brady,
James. Kimia Universitas Asas &
Struktur Jilid 1. Jakarta: Binarupa Akasa.
Chang,
Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep
Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gem,
Collins. 2008. Kamus Saku Kimia. Jakarta
: Erlangga.
Ham,
Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta :
Bumi Aksara.
Heraldy, Eddy dkk. 2011. Synthesis of Mg/Al hydrotalcite-like from
brine water and its application for methyl orange removal: a preliminary study.
Makara, Sains, Vol. 15, No. 1. Departement of Chemistry, faculty of
mathematics and natural sciences, Sebelas Maret University.
Hendriayana, Ari. 2013. Pengembangan
Software Pembelajaran Mandiri (Spm)
Materi Sistem Periodik Unsur Dan Struktur Atom. Vol.2 No.1. Universitas Negeri Semarang.
Juari
Santoso, Sri. 2005. Kimia Untuk Kelas X.
Klaten : Intan Pariwara.
Keenan,
Charles dkk. 1978. Kimia Untuk
UniversitasJilid 2. Jakarta: Erlangga.
Luhbandjono,
Gatot. 2004. Kimia Dasar I. Semarang:
UPT UNNES.
Made,
Sukarna I. 2003. Kimia Dasar I.
Yogyakarta : JICA.
Moor,
John T. 2007. Kimia For Dummies.
Bandung: Pakar Raya.
Nahadi.
2012. Intisari Kimia SMA: Ringkasan Materi. Bandung: Ganesha Operation.
Purba,
Michael. 2006. Kimia IA. Jakarta: Erlangga.
Polling,
Ir. C. 1986. Ilmu Kimia Jilid II B. Jakarta: Erlangga.
S,
Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung:
ITB.
Shahira,
Naila. 2013. Rangkuman Materi dan Soal
Latihan Kimia SMA/MA. Jakarta : Gramedia.
Sugiyarto,
Kristian H. 2012. Dasar-Dasar Kimia
Anorganik Transisi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutresna,
Nana. 2010. Chemistry 1A. Bandung:
Grafindo.
[1] Mulyono Ham, 2007, Kamus Kimia, (Jakarta : Bumi Aksara),
Hal. 387
[2] Michael Purba,
2006, Kimia IA, (Jakarta: Erlangga), Hal. 58
[3] Kristian H Sugiyanto,
2010, Kimia Anorganik, (Jogjakarta :
JICA, 2004 ), Hal. 46
[4] John T. Moor, 2007, Kimia
For Dummies,(Bandung: Pakar Raya), Hal. 56
[5] Michael Purba, Op. Cit.,
Hal. 58
[6] Syukri S, 1999, Kimia Dasar I, (Bandung: ITB), Hal. 155
[7] Nana Sutresna, 2010, Chemistry 1A, (Bandung: Grafindo), Hal.
2
[8]Raymond Chang, 2004, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga
Jilid 1, (Jakarta: Erlangga), Hal. 229
[9] Ibid., Hal. 230
[10] Ibid., Hal. 230
[11] Michael Purba, 2006 Kimia IA, (Jakarta: Erlangga), Hal. 59
[12] John T. Moor, 2007, Kimia
For Dummies, (Bandung: Pakar Raya), Hal. 57
[13] James Brady. Kimia Universitas Asas & Struktur jilid 1, (Jakarta: Binarupa
Akasa), Hal. 146
[14] Nana Sutresna, 2010 Chemistry 1A, (Bandung: Grafindo), Hal.
2
[15] Michael Purba, 2006, Kimia IA, (Jakarta: Erlangga), Hal. 66
[16] Nana Sutresna, Op. Cit.,
Hal. 3
[17] Budiaman Anwar, 2005,
Kimia Untuk SMA/MA, (Bandung: Yrama Widya),Hal. 53
[18] Michael Purba, Op. Cit.,
Hal. 66
[19] Nana Sutresna, Op. Cit.,
Hal. 3
[20] Sri Juari Santoso, 2005, Kimia Untuk Kelas X, (Klaten : Intan Pariwara), Hal. 37
[21] Michael Purba, Op. Cit.,
Hal. 66
[22] Gatot Luhbandjono, 2004, Kimia Dasar 1, (Semarang: UPT UNNES), Hal.49
[23] Michael Purba, Op. Cit.,
Hal. 68
[24] Gatot Luhbandjono, Op.
Cit., Hal. 49
[25] Sukarna I Made, 2003,Kimia Dasar I, (Yogyakarta : JICA), Hal. 55
[26] Ibid., Hal. 70-71
[27] Ir. C. Polling, 1986, Ilmu Kimia Jilid II B, (Jakarta:
Erlangga), Hal. 106
[28]Ari Hendriayana, 2013, Pengembangan
Software Pembelajaran Mandiri (Spm)
Materi Sistem Periodik Unsur Dan Struktur Atom. Vol.2 No.1 (Universitas Negeri Semarang), Hal.10
[29]Eddy Heraldy,dkk., 2011, Synthesis of Mg/Al hydrotalcite-like from
brine water and its application for methyl orange removal: a preliminary study.
Makara, Sains, Vol. 15, No. 1. (Departement of Chemistry, faculty of
mathematics and natural sciences, Sebelas Maret University), Hal. 15
[30] Naila Shahira. 2013. Rangkuman Materi dan Soal Latihan Kimia
SMA/MA. (Jakarta : PT. Gramedia),
Hal. 23
[31] Kristian H Sugiyanto, Op. Cit., Hal 47
[32] Keenan, dkk, 1978, Kimia Untuk Universitas Jilid 2, (Jakarta: Erlangga), Hal. 150
[33] Kristian H Sugiyarto,
2012, Dasar-Dasar Kimia Anorganik
Transisi, (Yogyakarta : Graha Ilmu), Hal. 5
[34] Collins Gem, 2008, Kamus Saku Kimia, (Jakarta : Erlangga), Hal. 143
[35] Nana Sutresna, Op. Cit.,
Hal. 8
[36] Nana Sutresna, Op. Cit.,
Hal. 9
[37] James Brady, Op. Cit.,
Hal. 150
[38] Gatot Luhbandjono, Op.
Cit., Hal. 52
[39] Nahadi, 2012, Intisari
Kimia SMA : Ringkasan Materi (Bandung: Ganesha Operation), Hal 114.
[40] Syukri S, 1999, Kimia Dasar 1, (Bandung: ITB), Hal 174.
Tag : makalah sistem periodik unsur, makalah sistem periodik modern, makalah sistem periodik unsur lengkap, makalah sistem periodik unsur terbaru, makalah sistem periodik dan struktur atom, makalah sistem periodik mendeleev, makalah sistem periodik dan ikatan kimia, makalah sistem periodik unsur modern, makalah sistem periodik unsur.doc, makalah sistem periodik unsur pdf, pengertian sistem periodik akuntansi, pengertian sistem periodik atom, pengertian sistem periodik dalam akuntansi, pengertian sistem periodik unsur adalah, artikel makalah sistem periodik unsur, artikel makalah sistem periodik panjang, makalah sistem periodik unsur dan struktur atom, makalah struktur atom sistem periodik dan ikatan kimia, makalah struktur atom sistem periodik dan struktur molekul, pengertian sistem periodik bentuk panjang, pengertian sistem periodik berkala unsur, pengertian sistem periodik/berkala, contoh makalah sistem periodik unsur, contoh makalah sistem periodik, contoh makalah 5 sistem periodik, contoh makalah kimia sistem periodik unsur, contoh makalah perkembangan sistem periodik unsur, contoh makalah kimia sistem periodik, contoh makalah tentang sistem periodik, contoh makalah perkembangan sistem periodik, contoh makalah tentang sistem periodik unsur, contoh kata pengantar makalah sistem periodik unsur, contoh makalah sejarah perkembangan sistem periodik unsur, contoh makalah kimia tentang sistem periodik, makalah sistem periodik doc, pengertian sistem periodik dan perpetual, pengertian sistem periodik dan struktur atom, pengertian sistem periodik dalam persediaan, pengertian sistem periodik dobereiner, makalah struktur atom sistem periodik ikatan kimia, makalah tentang struktur atom sistem periodik dan ikatan kimia, pengertian sistem periodik kimia, makalah sistem periodik unsur kimia, makalah sistem periodik unsur klasik, pengertian sistem periodik unsur kimia, makalah perkembangan sistem periodik unsur kimia, makalah kimia sistem periodik, kesimpulan makalah sistem periodik unsur, makalah kimia tentang sistem periodik unsur, kesimpulan makalah sistem periodik, makalah lengkap sistem periodik unsur, pengertian sistem periodik menurut lothar meyer, pengertian sistem periodik modern, pengertian sistem periodik mendeleev, pengertian sistem periodik menurut para ahli, pengertian sistem periodik menurut triade dobereiner, pengertian sistem periodik moseley, pengertian sistem periodik moderen, pengertian sistem periodik menurut triade dobreiner, pengertian sistem periodik pendek, pengertian sistem periodik panjang, pengertian sistem pencatatan periodik, pengertian sistem pencatatan periodik dan perpetual, pengertian sistem persediaan periodik dan perpetual, makalah sejarah sistem periodik unsur, makalah sejarah sistem periodik, makalah sejarah perkembangan sistem periodik unsur, makalah sejarah perkembangan sistem periodik, makalah sifat sifat sistem periodik, pengertian sistem periodik triade dobereiner, pengertian sistem periodik triade, pengertian sistem tabel periodik, pengertian sistem periodik unsur terbaru, makalah kimia tentang sistem periodik, makalah tentang perkembangan sistem periodik, pengertian sistem periodik unsur, pengertian sistem periodik wikipedia