Download Disini Makalahnya lebih Rapi dan Lengkap Dengan Gambar dan Equations
Tusfiles
Note :
- Cara Download Tunggu Selama 5 Detik Kemudian Klik Skip di Pojok Kanan
- Jika Link Download Buku tidak aktif lagi silahkan PM Admin di email shirosora02@gmail.com maupun difacebook facebook.com/shirosora
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Reaksi
kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan perubahan
struktur dan molekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses suatu ikatan dimana
senyawa pereaksi bereaksi menghasilkan senyawa baru (produk). Ciri-ciri
terjadinya reaksi kimia yaitu, terbentuknya endapan, terjadi perubahan warna,
terjadi perubahan suhu, dan menghasilkan gas.
Reaksi
kimia terjadi karena ada dua zat yang dicampurkan dalam suatu reaksi dan akan
menghasilkan suatu zat yang baru dan sifat yang baru juga. Dalam reaksi kimia
juga memerlukan energi. Energi yang dibutuhkan dalam reaksi kimia adalah energi
eksoterm dan energi endoterm.
Eksoterm
adalah reaksi kimia yang melepaskan energi, sedangkan endoterm adalah reaksi
yang memerlukan energi. Banyak reaksi kimia yang terjadi disekitar kita.
Misalnya perayaan akhir tahun akan segera tiba, biasanya perayaan malam tahun
baru dimeriahkan dengan kembang api. Kembang api disulut untuk memeriahkan
peristiwa pergantian tahun. Peristiwa tersebut juga merupakan reaksi kimia yang
menyebabkan warna-warni yang indah dilangit.
Ilmu
kimia merupakan suatu cabang ilmu yang di dalamnya mempelajari bangun
(strukutur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam
prosesproses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan (Keenan, 1984).
Salah satu ilmu dalam kimia adalah kimia teori, dimana metode matematika yang
dikombinasikan dengan hukum dasar fisika akan dapat menjelaskan suatu proses
kimia yang bersangkutan. Kimia teori pada mulanya hanya bisa memecahkan masalah
sebatas satu atau dua partikel yang bergabung
menjadi
satu kesatuan partikel, yang mana kemudian memperkenalkan sistem koordinat
pusat massa. Tetapi dengan adanya suatu pemecahan masalah secara numerik,
dimana hasilnya memiliki tingkat keakurasian yang tinggi, berbagai masalah
dalam sistem dengan komponen penyusun yang agak kompleks dapat dipecahkan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
saja jenis-jenis dari reaksi kimia ?
2.
Bagaimana
reaksi penggabungan terjadi ?
3.
Bagaiman
reaksi penguraian terjadi ?
4.
Bagaimana
reaksi pendesakkan terjadi ?
5.
Bagaimana
reaksi pertukaran pasangan terjadi ?
6.
Bagaimana
reaksi asam basa terjadi ?
7.
Bagaimana
reaksi redoks terjadi ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui jenis-jenis dari reaksi kimia ?
2.
Untuk
mengetahui proses terjadinya reaksi penggabungan ?
3.
Untuk
mengetahui proses terjadinya reaksi penguraian ?
4.
Untuk
mengetahui proses terjadinya reaksi pendesakkan ?
5.
Untuk
mengetahui proses terjadinya reaksi pertukaran pasangan ?
6.
Untuk
mengetahui proses terjadinya reaksi asam basa ?
7.
Untuk
mengetahui proses terjadinya reaksi redoks ?
BAB II
PEMBAHASAN
REAKSI
KIMIA
Reaksi kimia adalah perubahan yang
terjadi pada suatu campuran atau reaksi anatara dua zat atau lebih yang
menghasilkan produk reaksi. Reaksi kimia juga dapat didefinisikan sebagai
interaksi anatara dua zat atau lebih yang melibatkan terbentuknya atau terputusnya
ikatan kimia.
Menuliskan suatu persamaan reaksi,
kita harus mampu menulis rumus bangun reaksi (senyawa kimia yang ditulis di
sebelah kanan tanda panah) dan hasil
reaksi (senyawa kimia yang ditulis di sebelah kanan tanda panah). Salah satu pentingnya persamaan reaksi dalam
merencanakan percobaan adalah persamaan reaksi memungkinkan kita menetapkan
hubungan kuantitatif yang terjadi di antara reaktan dan hasil
reaksi.[1]
Reaksi reaksi kimia dapat diamati dari
perubahan yang terjadi, misalnya perubahan warna, perubahan wujud, dan yang
utama adalah perubahan zat yang disertai perubuhan energi dalam bentuk kalor.
Reaksi kimia merupakan kunci utama ilmu kimia. dengan mereaksikan suatu zat
berarti kita mengubah zat itu menjadi zat lain, baik sifat maupun wujudnya.
Dengan demikian jika anda mengharapkan suatu zat yang memiliki ciri-ciri
tertentu, maka harus dicari bahan baku yang jika direaksi dengan zat tertentu
menghasilkan zat yang diharapkan. Para pakar kimia berusaha menciptakan
bahan-bahan baru yang sangat bermanfaat bagi kepentingan umat manusia. Berikut
akan dijelaskan beberapa jenis reaksi kimia yang dapat dilakukan
dilaboratorium.[2]
Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat
perubahan-perubahan yang dapat kita amati. Perhatikan ciri-ciri reaksi kimia berikut
:[3]
a.
Reaksi Kimia dapat Menimbulkan
Perubahan Warna
Sebagai contoh kita dapat mengamati
bahwa warna ungu pada larutan kalium permanganat (KMnO4) akan
berubah jika direaksikan dengan larutan asam oksalat (H2C2
O4). Perubahan kimia ini terjadi karena senyawa kalium
permanganat berubah menjadi senyawa mangan sulfat (MnSO4) yang tidak berwarna.
Demikian juga dengan tembaga karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan berubah
menjadi tembaga oksida (Cu2O) yang berwarna kehitaman dan karbon dioksida
(CO2) setelah dipanaskan.
b.
Reaksi Kimia dapat Membentuk
Endapan
Ketika barium klorida (BaCl2)
direaksikan dengan natrium sulfat (Na2SO4) akan menghasilkan suatu endapan putih
barium sulfat (BaSO4). Endapan putih yang terbentuk ini sukar larut dalam air.
Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
BaCl2 + Na2SO4
→ BaSO4 +
2NaCl
(larutan)
(larutan) (padatan)
(larutan)
Banyak sekali zat-zat kimia yang direaksikan
menimbulkan endapan. Contoh lain adalah larutan perak nitrat (AgNO3)
direaksikan dengan larutan natrium klorida (NaCl) menghasilkan
endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat (NaNO3).
AgNO3
+ NaCl
→ AgCl
+ NaNO3
(larutan)
(larutan)
(padatan) (larutan)
Sebenarnya
apakah endapan itu? Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat
dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan
dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika
larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama
dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah
besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal khusus (seperti kalium
sulfat), terjadi sebaliknya.
Laju
kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal, perubahan
kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan. Misal
pemisahan ion timbal dari perak dan merkurium (I)dapat dicapai dengan
mengendapkan ketiga ion itu mula - mula sebagai klorida, diteruskan dengan
menambahkan air panas pada campuran. Air panas akan melarutkan timbal klorida
(PbCl2) tetapi perak dan raksa (I) klorida (HgCl) tidak larut di dalamnya.
Setelah menyaring larutan panas tersebut, ion timbal akan ditemukan dalam
filtrat.[4]
c.
Reaksi Kimia dapat Menimbulkan
Perubahan Suhu
Kamu dapat membuktikan bahwa reaksi kimia
dapat menyebabkan perubahan suhu. Pada percobaan mereaksikan asam sulfat
(H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH) terjadi kenaikan suhu. Nah, reaksi kimia
yang menghasilkan kenaikan suhu dinamakan reaksi eksoterm.Reaksi eksoterm dapat
kamu temukan pada pembakaran kertas dan pembakaran bensin pada kendaraan
bermotor.Pada percobaan kedua, saat kamu mereaksikan campuran barium hidroksida
(Ba(OH)2) dan amonium klorida (NH4Cl),larutan tersebut akan menyerap panas di
sekitarnya sehingga terjadi penurunan suhu. Reaksi kimia yang menyerap panas di
sekitarnya dinamakan reaksi endoterm. Contoh reaksi endoterm dalam kehidupan
sehari-hari adalah fotosintesis dan memasak makanan.
d.
Reaksi Kimia dapat Menimbulkan
Gas
Pernahkah kamu melarutkan tablet
vitamin berkalsium tinggi (tablet effervescent) ke dalam segelas air ?
Ketika kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi ke dalam segelas air,
kamu akan melihat gelembung-gelembung gas muncul dari dalam
larutan. Hal ini membuktikan bahwa dalam peristiwa reaksi kimia dapat
menimbulkan gas. Selain contoh di atas, kamu juga dapat mengamati reaksi kimia
yang menghasilkan gas pada saat kamu membuka kaleng minuman berkarbonasi.
[5]
Dengan
diketahuinya beberapa sifat atau jenis reaksi, anda dapat memahami
reaksi-reaksi kimia lebih mudah. Umumnya reaksi-reaksi kimia digolongkan menurut
jenisnya sebagai berikut :
1. REAKSI PENGGABUNGAN
Reaksi penggabungan adalah reaksi dimana
dua buah zat bergabung membentuk zat ketiga. Kasus paling sederhana adalah jika
dua unsur bereaksi membentuk senyawa. Dalam reaksi penggabungan dua atau lebih
zat tergabung membentuk zat lain. Rumus umum reaksi penggabungan sebagai
berikut :
Misalnya
logam natrium bereaksi dengan gas klorin membentuk natrium klorida. Persamaan
kimianya :
2Na(s)
+ Cl2(g) 2NaCl(s)
Contoh lain
misalnya reaksi antara fosfor putih dan gas klorin. Dalam jumlah klorin
terbata, fosfor berekasi membentuk fosfor triklorida, PCl3, yaitu suatu cairan
yang tidak berwarna.
P4(s)
+
6 Cl2(g)
4PCl3(l)
Jika klorin yang tersedia berlebih, maka
senyawa fosfor yang dihasilkan adalah fosfor pentaklorida, PCl3,
suatu
zat padat berwarna putih.
P4(s) +
10 Cl2(g)
4PCl5(l)
Reaksi penggabungan lain melibatkan senyawa
sebagai pereaksi. Misalnya fosfor triklorida bereaksi dengan gas klor membentuk
fosfor pentaklorida. Persamaan kimianya[6] :
PCl3(l)
+ Cl2(g) PCl5(s)
Contoh :
Di atmosfir, gas Nitrogen dan gas Hidrogen dapat bereaksi
membentuk Amonia dengan bantuan petir. Persamaan reaksi [7]:
N2(g) +
3H2(g)
2NH3(g)
Reaksi antara Hidrogen
dengan Oksigen membentuk Air. Persamaan Reaksinya[8] :
2H2(g)
+
O2(g) 2H2O(l)
2.
REAKSI
PENGURAIAN
Reaksi
penguraian adalah suatu reaksi senyawa tunggal membentuk dua atau lebih zat
baru. Biasanya reaksi ini berlangsung dalam suhu tinggi agar terurai. Sebagian
besar reaksi ini membutuhkan energi berupa
kalor, cahaya, dan listrik. Rumus umum reaksi penguraian sebagai berikut :
Beberapa senyawa yang
dapat terurai dengan menaikan suhu misalnya KClO3
.
senyawa ini jika dipanaskan akan terurai menjadi KCl dan gas oksigen. Persamaan
kimianya :
KClO3(s) 2KCl(s)
+ 3O2(g)
Penguraian kalium klorat biasanya
digunakan untuk membangkitkan gas oksigen secara laboratorium, tetapi sekarang
dilarang sebab dapat dijadikan bahan baku untuk bahan peledak. Reaksi
penguraian banyak dikerjakan pengolahan batu kapur didaerah jawa barat. Batu
kapur, CaCO3 hasil
penambangan agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan perlu diolah lebih
lanjut untuk dijadikan kapur tohor, CaO.
Pengolahan batu kapur ini dilakukan dengan cara pemanggangan
batu kapur dalam tungku. Persamaan kimia yang terjadi[9] :
CaCO3 CaO(s)
+ CO2(g)
Pada reaksi ini,
senyawa tunggal diuraikan menjadi dua zat yang berbeda.
Contoh :
Jika Amonium Klorida dipanaskan maka akan terurai menjadi
Ammonia dan Asam Klorida persamaan reaksi[10] :
vNH4Cl(s) NH3(g)
+
HCl (g)
3.
REAKSI PENDESAKAN
Reaksi
pendesakan atau disebut juga reaksi pertukaran tunggal adalah reaksi dimana
suatu unsur bereaksi dengan senyawa menggantikan unsur yang terdapat dalam
senyawa itu. Misalnya, jika logam besi dicelupkan kedalam larutan tembaga (II)
nitrat, akan mengendapkan logam tembaga. Persamaan kimianya adalah[11] :
v2Fe(s)
+ Cu(NO3)2(aq) Cu(s)
+ Fe(NO3)2(aq)
Besi
menggantikan tembaga yang terdapat dalam larutan menghasilkan larutan besi(II)
nitrat dan logam tembaga. Jika lempeng logam seng dicelupkan kedalam larutan tembaga
sulfat yang berwarna biru, maka pada permukaan logam seng akan terbentuk
endapan tembaga berwarna merah, dan warna biru dari larutan perlahan-lahan
memudar. Hal ini menunjukan bahwa seng bereaksi dengan tembaga
sulfatmenghasilkan logam tembaga dan larutan seng sulfat yang tidak berwarna.[12]
Contoh
:
Jika
logam Seng dicelupkan kedalam larutan Tembaga(II) sulfat akan menggantikan
posisi tembaga. Persamaan reaksi [13]:
Zn(s)
+ CuSO4(aq)
Cu(s)
+ ZnSO4(aq)
4.
REAKSI METATESIS (PERTUKARAN PASANGAN)
Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran ion dari dua buah
elektrolit pembentuk garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang mungkin
yaitu; garam LA dengan garam BX, garam BX dengan asam HA dan garam LA dengan
basa BOH.
Reaksi
metatesis disebut juga reaksi perpindahan rangkap menyangkut suatu larutan dan
pertukaran dari kation dan anionnya. adapun pendukung dalam rekasi metatesis
adalah berupa terbentuknya endapan, gas dan eletrolit lemah. tak hanya endapan garam
bila larutan-larutan pereaksi dicampurkan tergantung dari konsentrasi ion yang
membentuk garam tersebut. Reaksi metatesis bercirikan adanya pertukaran dari
bagian molekul diantara dua reaktan.[14]
Bila
konsentrasi ion cukup banyak untuk membentuk campuran reaksi menjadi jenuh
terhadap kelarutan garam tersebut maka akan terbentuk endapan. Reaksi metatesis
dapat terjadi jika salah satu hasil reaksi berupa endapan atau gas, dengan kata
lain salah satu hasil reaksi memiliki kelarutan yang rendah didalam air.
Reaksi ini secara umum dapat dituliskan sebagai
berikut:
AB + CD AD
+ CB
Reaksi
metatesis (pertukaran pasangan) dapat terjadi jika AD dan CB memenuhi paling tidak satu kriteria
berikut[15]:
1.
Sukar larut dalam air (mengendap)
2.
Senyawa tidak stabil
3.
Sifat elektrolitnya lebih lemah
daripada AB dan CD.
Reaksi metatesis atau reaksi pertukaran
ganda adalah reaksi yang melibatkan pertukaran bagian dari pereaksi. Jika
pereaksi adalah senyawa ionik dalam bentuk larutan, bagian yang bertukaran
adalah kation dan anion dari senyawa. Misalnya larutan kalium iodida yang tidak
berwarna dicampurkan dengan larutan timbal(II) nitrat yang juga tak berwarna.
Ion-ion didalam larutan bereaksi membentukendapan berwarna kuning dari senyawa
timbal(II) Iodida. Persamaan Kimianya :
2KI(aq)
+ Pb(NO3)2(aq) 2KNO3(aq)
+
PbI2(s)
Ion
iodida dalam larutan kalium iodida bertukaran dengan ion nitrat dari larutan
timbal(II) nitrat, menghasilkan larutan kalium nitrat yang tidak berwarna dan
padatan timbal(II) iodida berwarna kuning, sebagai PbI2.
Contoh
lainnya, Larutan Natrium Sulfat bereaksi dengan Barium Nitrat Membentuk endapan
putih dari barium sulfat. Persamaan reaksinya[16] :
5.
REAKSI REDOKS
Reaksi redoks adalah reaksi yang
mengakibatkan ada unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi. Unsur yang
mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut teroksidasi, dan yang turun
disebut tereduksi, contohnya[17]:
2
Na + Cl2 →
2 NaCl
( Na
= teroksidasi: Cl2 = tereduksi )
Oksidasi dan reduksi semua reaksi
yang disebut dalam seksi-seksi didepan adalah reaksi penggabungan-ion, dimana
bilangan oksidasi (valensi) spesi-spesi yang bereaksi tidaklah berubah. Namun terdapat sejumlah reaksi dalam
mana keadaan oksidasi berubah, yang
disertai dengan pertukaran elektron antara pereaksi. Ini disebut reaksi
oksidasi-reduksi, atau dengan pendek reaksi redoks.
Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana
oksigen diambil oleh suatu zat.Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana
oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian penagkapan hidrogen juga disebut
reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksidasi.
2 Fe3+ + Sn2+ → 2 Fe2+ + Sn4+
Jika reaksi ini dijalankan dengan hadirnya asam klorida, hilangnya warna
kuning ( ciri khas Fe3+ ) dapat diamati denagn mudah. Dalam reaksi
ini Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ dan Sn2+ dioksidasi menjadi Sn4+.
Sebenarnya apa yang terjadi adalah bahwa Sn2+ memberikan elektron-elektron kepada Fe3+ jadi terjadilah serah terima (transfer)
elektron.
b. Jika
sepotong besi ( misalnya paku ) dibenamkan dalam larutan tembaga sulfat, paku
ini akan tersalut logam tembaga yang merah, sementara itu dapatlah dibuktikan
adanya besi(II) dalam larutan. Reaksi yag berlangsung adalah:
Fe
+ Cu2+ →
Fe2+ + Cu
Dalam hal ini logam besi menyumbangkan
elektron-elektron kepada ion tembaga(II). Fe teroksidasi menjadi Fe2+
dan Cu2+ tereduksi menjadi
Cu.
Zn
+ 2H+ →
Zn2+ + H2
Elektron diambil oleh H+ dari
dalam Zn; ayom hidrogen tanpa-muatan bergabung menjadi molekul H2
dan keluar dari larutan. Disini Zn dioksidasi menjadi Zn2+ dan H+
direduksi menjadi H2.
d. Dalam
suasana asam, ion bromat mampu mengoksidasi iodida menjadi iod. Sementara
dirinya direduksi menjadi bromida.
BrO3- + 6H- + 6I- → Br- + 3I2 + 3H2O
Tidak mudah untuk mengikuti serah terima
elektron dalam hal ini, karena suatu reaksi asam basa ( penetralan H+
menjadi H2O ) berimpit dengan tahap redoks-nya. Namun nampak bahwa
enam ion iodida kehilangan enam elektron, yang pada gilirannya diambil oleh
sebuah ion bromat tunggal.
e. Lebih
ruwet lagi ialah oksidasi hidrogen peroksida menjadi oksigen dan air oleh
permanganat, yang ia sendiri direduksi menjadi mangan(II).
2MnO4- +
5H2O2 + 6H+ → 2Mn2+
+ 5O2 + 8H2O
Pemeriksaan yang lebih terperinci
menunjukan bahwa sekaligus sepuluh elektron disumbangkan oleh( lima molekul )
hidrogen peroksida kepada (dua) ion permanganat dalam proses ini.
Melihat contoh-contoh ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan umum dan
dapatlah didefinisikan oksidasi dan reduksi dengan cara berikut:
(i)
Oksidasi adalah suatu
proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (
atom, ion atau molekul ). Bila suatu unsur dioksida, keadaan oksidasinya
berubah keharga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang
memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi
itu sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan
maupun gas.
(ii)
Reduksi sebaliknya
adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih
oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi
berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi adalah
zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi
reduksi juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan
maupun gas.
(iii)
Dari contoh semua yang
dikutip nampak bahwa selalu oksidasi dari reduksi selalu berlangsung dengan
serempak. Ini sangat jelas karena elektron yang lain.
PENYETARAAN REAKSI
REDOKS
Untuk menyatarakan reaksi redoks
diperlukan cara-cara khusus. Dalam subbab ini akan dibahas dua metode
diantaranya, yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi.[20]
A. Metode bilangan oksidasi
Metode ini didasarkan pada pengertian bahwa
jumlah peningkatan bilangan oksidasi dan reduktor sama dengan penurunan
bilangan oksidasi dan oksidator.[21]
a)
Reaksi ion
Reaksi ion berlangsung dalam larutan
elektrolit. satu hal yang perlu diingat pada penulisan reaksi ion, bahwa hanya
elektrolit kuat yang dituliskan sebagai ion-ion yang terpisah, sedangkan
elektrolit lemah, zat padat, zat gas dan zat nonelektrolit ditukis sebagai
molekul tak terionkan.
Langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam penyetaraan reaksi redoks sebagai berikut[22]:
1.
Tuliskan kerangka dasar
reaksi, yaitu reduktor dan hasil oksidasinya serta oksidator dan hasil
reduksinya.
2.
Setarakan unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan memberi koefisien yang sesuai (biasanya ialah unsur
selain hidrogen dan oksigen) .
3.
Tentukan jumlah
penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan umlah peningkatan bilangan
oksidasi dari reduktor. Dalam hal ini yang dimaksud dengan "jumlah penurunan
bilangan oksidasi" atau "jumlah peningkatan bilangan oksidasi"
adalah hasil kali antara jumlah atom yang terlibat dengan perubahan bilangan
oksidasinya.
b)
Cara Setengah Reaksi
1.
Menulis
masing-masing persamaan setengah reaksi reduksi,setengah reaksi oksidasi.
2.
Menyetarakan
unsur yang mengalami reaksi redoks.
3.
Menambah
satu molekul H2O.
· Pada yang kekurangan atom O ,jika reaksi berlangsung dalam suasana
asam
· Pada yang kelebihan atom O ,jika
reksi berlangsung dalam suasana basa
4. Menyetarakan atom hidrogen dengan
ion H+ jika suasana asam atau dengan OH jika suasana basa.
5. Menyetarakan muatan dengan
penambahan elektron.
6. Menjumlahkan kedua persamaan
setengah reaksi dengan menyamakan elektron
c)
Reaksi rumus
Reaksi redoks dalam reaksi rumus dapat
disetarakan dengan metode seperti sebelumnya ( menulisnya sebagai reaksi ion).
Reaksi redoks yang berlangsung bukan dalam larutan dapat disetarakan dengan
cara berikut:[23]
1.
Tentukan unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi. Tuliskan bilangan oksidasi unsur
tersebut tepat diatas lambang atomnya masing-masing.
2.
Setarakan unsur-unsur
yang mengalami bilangan oksidasi dengan memberi koefisien yang sesuai.
3.
Tentukanlah jumlah
penurunan bilangan (yang mengalami reduksi) dan jumlah peningkatan bilangan
oksidator dari reduktor (yang mengalami oksidasi).
4.
Semakin jumlah
perubahan bilangan oksidasi dari
reduktor dan oksidator dengan memberi koefisien yang sesuai.Setarakan
unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation (logam), anion (nonlogam),
hidrogen, dan terakhir oksigen (disingkat, KAHO).
6. REAKSI ASAM BASA
Reaksi
Netralisasi adalah reaksi penggaraman dimana perbandingan mol antara asam dan
basa sama maka sifat asam dan sifat basa saling meniadakan.
Pada reaksi netralisasi jika larutan asam dan larutan
basa dalam jumlah yang ekuivalen, akan dihasilkan suatu larutan yang bersifat
netral ( pH = 7 ). Adapun reaksi netralisasi yang sesungguhnya adalah reaksi :
OH- + H+ à H2O
Reaksi diatas memperlihatkan bahwa 1 mol H+
dinetralkan oleh 1 mol OH-.
Pada reaksi antara asam bivalen ( bervalensi 2 )
dengan basa monovalen maka 1 mol asam akan menetralkan 2 mol basa [24]
Contoh Reaksi Netralisasi :
- KOH + HCl à KCl + H2O
- 2KOH + H2SO4 à K2SO4
+ 2H2O
- Ca(OH)2 +
2HCl à CaCl2
+ 2H2O
Pada reaksi antara asam / basa kuat dan asam / basa
lemah dengan perbandingan mol asam – basa yang tidak sama, akan diperoleh
larutan yang sifatnya tergantung pada reaktan yang tersisa. Jika reaktan yang
tersisa berupa asam kuat maka larutan akan bersifat asam dan pH dihitung dengan
rumus :
pH = -log[H+]sisa
Sebaliknya jika reaktan yang tersisa basa kuat maka
larutan akan bersifat basa dan pH dihitung dengan rumus :
pOH = -log[OH-]sisa
pH = 14 - pOH
Walaupun reaksi asam basa disebut sebagai reaksi penetralan, namun
hasil reaksi yang berupa garam tersebut tidak selalu bersifat netral. Hal ini
tergantung dari jenis asam dan basa yang direaksikan. Berikut
kemungkinan-kemungkinan dalam reaksi asam basa:
Jika asam kuat +
basa kuat → garam bersifat netral
Jika asam kuat + basa lemah → garam bersifat asam
Jika asam lemah + basa kuat → garam bersifat basa
Jika asam lemah + basa lemah → garam yang sifatnya tergantung pada nilai Ka dan Kb. Ketemtuannya adalah sebagai berikut:
Jika Ka>Kb maka garam bersifat asam
Jika Ka=Kb maka garam bersifat netral
Jika Ka<Kb maka garam bersifat basa[25]
Jika asam kuat + basa lemah → garam bersifat asam
Jika asam lemah + basa kuat → garam bersifat basa
Jika asam lemah + basa lemah → garam yang sifatnya tergantung pada nilai Ka dan Kb. Ketemtuannya adalah sebagai berikut:
Jika Ka>Kb maka garam bersifat asam
Jika Ka=Kb maka garam bersifat netral
Jika Ka<Kb maka garam bersifat basa[25]
·
Jika mol H+ = mol OH-
maka campuran akan bersifat netral.
·
Jika mol H+Ø
> mol OH-, maka campuran akan bersifat asam, dan konsentrasi H+ dalam
campuran ditentukan oleh jumlah H+ yang bersisa.
·
Jika mol OH-Ø
> H+, maka campuran akan bersifat basa, dan konsentrasi ion OH- dalam
campuran ditentukan oleh jumlah mol ion OH- yang bersisa[26]
Bukti terjadinya reaksi penetralan ini
ditunjukkan oleh nilai pH mendekati 7 (pH ≈ 7). Nilai pH ≈ 7 menunjukkan tidak
ada lagi ion H+ dari asam dan ion OH– dari basa selain ion H+ dan OH– hasil
ionisasi air. Dengan demikian, pada dasarnya
reaksi asam basa adalah reaksi penetralan ion H+ dan OH–. Persamaan reaksi
molekulernya:
HCl(aq)
+ NaOH(aq) → NaCl(aq)
+ H2O(l)
Persamaan reaksi ionnya:
H+(aq) +
Cl– (aq) + Na+ (aq)
+OH– (aq) → Na+ (aq)
+ Cl– (aq) + H2O(l)
Persamaan ion bersihnya:
H+ (aq)
+ OH– (aq) → H2O(l)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reaksi kimia adalah perubahan yang
terjadi pada suatu campuran atau reaksi anatara dua zat atau lebih yang
menghasilkan produk reaksi. Reaksi kimia juga dapat didefinisikan sebagai
interaksi anatara dua zat atau lebih yang melibatkan terbentuknya atau
terputusnya ikatan kimia.
Reaksi
reaksi kimia dapat diamati dari perubahan yang terjadi, misalnya perubahan
warna, perubahan wujud, dan yang utama adalah perubahan zat yang disertai
perubahan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia merupakan kunci utama ilmu
kimia. Umumnya reaksi-reaksi kimia digolongkan menurut jenisnya sebagai berikut
:
1. Reaksi
Penggabungan
2. Reaksi
Penguraian
3. Reaksi
Pendesakan
4. Reaksi
Pertukaran Pasangan
5. Reaksi
Reduksi-Oksidasi (Redoks)
6. Reaksi
Asam Basa
B. Saran
Dengan
adanya makalah ini, semoga dapat membantu dan menambah wawasan para pembaca
dalam memahami materi reaksi kimia. Kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Fessenden. 1982. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Firstianty, Fenny.
2015. Buku Poket Kimia SMA. Jakarta :
Panda Media.
G.Svehla.
1985. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semi Mikro,Edisi
V. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
Keenan.
1984. Kimia Untuk Universitas.
Jakarta : Erlangga.
Philip,
Kuchel. 2006. Schaum’s Easy Outlines
Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Purba,
Michael.2007. Kimia 3A untuk SMA.
Jakarta: Erlangga.
R.A
Day, A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia
Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Smith,
J.G. 2011. Organic Chemistry. New
York : MC Graw Hill Inc.
Sudarmo,
Unggul. 2007. Kimia Untuk SMA.
Surakarta: PHIBETA.
Sunarya,
Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung:
CV. Yrama Widya.
Sutresna,
Nana. 2004. Kimia Dasar. Bandung:
Utama.
Sutrisno,
Winda. 2014. Top Pocket Master Book.
Jakarta: Bintang Wahyu.
Syukri
S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB.
Walker,
Denise. 2008. Materi. Solo: Tiga
Serangkai
Zul,
Alfian. 2009. Kimia Dasar. Medan: USU
Press
[1] Chang Raymond, Kimia Dasar,
Erlangga, jakarta, 2005, hlm 194.
[2] Sunarya Yayan, Kimia Dasar 1,
CV. Yrama Widya, Bandung, 2010, hlm 47
[3] Ibid., hlm 48
[4] Ibid.
[5] Smith, J.G, Organic Chemistry,
MC Graw Hill Inc, New York, 2011, hlm 135
[6] Sunarya Yayan, loc. cit.
[7] Firstianty Fenny, Buku Poket
Kimia SMA, Panda Media, Jakarta, 2015, hal 60-61.
[8] Sutrisno Winda, Top Pocket
Master Book, Bintang Wahyu, Jakarta, 2014, hal 377-378
[9] Sunarya Yayan, loc. cit.
[10] Firstianty Fenny, loc. cit.
[11] Zul Alfian, Kimia Dasar, USU
Press, Medan, 2009, hlm 38
[12] Sunarya Yayan, op. cit. Hlm
49
[13] Sutrisno Winda, loc. cit.
[14] Philip Kuchel, Schaum’s Easy
Outlines Biokimia, Erlangga, Jakarta, 2006, hlm 87
[15] R.A Day, A. L. Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakarta, 2002, hlm 250
[16] Sutrisno Winda, loc. cit.
[17] G. Svehla, Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif, PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta, 1985, hlm 107-109
[18] Sudarmo Unggul, Kimia untuk SMA,
PHIBETA, Surakarta, 2007, hlm 195
[19] Ibid., hlm 196
[20] G. Svehla, loc. cit.
[21] Purba Michael, Kimia 3A untuk
SMA kelas XII, Erlangga, Jakarta, 2007, hlm 44
[22] Ibid.
[23] Sutrisno Winda, loc. cit.
[24] Fessenden, Kimia Dasar, Erlangga,
Jakarta, 1982, hlm 82
[25] Sutresna Nana, Kimia Dasar,
Utama, Bandung, 2004, hlm 149
[26] Sutrisno Winda, loc. cit.
Tag Search : makalah reaksi kimia dalam larutan, makalah reaksi kimia dan stoikiometri, makalah reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari, makalah reaksi kimia sederhana, makalah reaksi kimia dalam larutan air, makalah reaksi kimia pada pembuatan tape, makalah reaksi kimia dan konsep molekul, makalah reaksi kimia anorganik, makalah reaksi kimia pdf, makalah reaksi kimia organik, makalah reaksi kimia, makalah reaksi kimia asam basa, pengertian reaksi kimia adisi, pengertian reaksi kimia adalah, pengertian reaksi kimia anorganik, makalah reaksi kimia di alam, pengertian reaksi kimia berdasarkan analis zat yang terbentuk, pengertian dari reaksi kimia adalah, artikel makalah kimia reaksi redoks, pengertian reaksi kimia beserta contohnya, pengertian reaksi kimia biasa, pengertian reaksi kimia berdasarkan bentuk perubahan energinya, pengertian reaksi kimia beserta contoh, makalah kimia reaksi bolak-balik, pengertian reaksi kimia berdasarkan perubahan energi, pengertian reaksi kimia pada baterai, makalah kimia reaksi dapat balik, latar belakang makalah reaksi kimia, contoh latar belakang makalah reaksi kimia, pengertian reaksi kimia dan contohnya, pengertian reaksi kimia dan ciri-cirinya, pengertian reaksi kimia dan contoh, contoh makalah reaksi kimia, makalah ciri ciri reaksi kimia, contoh makalah kimia reaksi redoks, contoh makalah kimia reaksi eksoterm dan endoterm, contoh kesimpulan makalah reaksi kimia, contoh pengertian reaksi kimia, contoh makalah laju reaksi kimia, contoh makalah tentang reaksi kimia, contoh makalah persamaan reaksi kimia, contoh makalah gejala reaksi kimia, contoh makalah kecepatan reaksi kimia, pengertian reaksi kimia dan fisika, pengertian reaksi kimia dalam larutan elektrolit, daftar pustaka makalah reaksi kimia, makalah kimia reaksi eksoterm dan endoterm, pengertian reaksi kimia eksoterm, makalah kimia reaksi eksoterm, pengertian reaksi kimia endoterm, makalah kimia reaksi redoks dan elektrokimia, makalah reaksi redoks dan elektro kimia, makalah kimia tentang reaksi eksoterm dan endoterm, makalah energi dalam reaksi kimia, makalah perubahan energi pada reaksi kimia, makalah hubungan energi dalam reaksi kimia, makalah reaksi kimia fisika yang terjadi di alam, pengertian reaksi kimia fotosintesis, pengertian reaksi foto kimia, makalah tentang reaksi kimia fisika yang terjadi di alam, makalah gejala umum reaksi kimia, makalah gas dalam reaksi kimia, makalah penerapan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari, makalah kimia reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari, pengertian reaksi kimia inti, pengertian reaksi identifikasi kimia, makalah identifikasi reaksi kimia, makalah penerapan laju reaksi kimia dalam bidang industri, pengertian reaksi kimia dan jenis-jenisnya, pengertian reaksi kimia menurut john dalton, makalah jenis reaksi kimia, makalah tentang jenis jenis reaksi kimia, pengertian reaksi kimia kelas 7, makalah reaksi kesetimbangan kimia, pengertian reaksi kesetimbangan kimia, pengertian reaksi keseimbangan kimia, makalah reaksi kimia smp kelas 7, makalah laju reaksi kimia kelas xi, pengertian dan reaksi kimia karbohidrat, makalah kinetika reaksi kimia, kesimpulan makalah reaksi kimia, makalah laju reaksi kimia, makalah laporan reaksi kimia, makalah laju reaksi kimia sma, makalah laju reaksi kimia doc, makalah tentang laju reaksi kimia, makalah praktikum kimia laju reaksi, pengertian reaksi kimia menurut para ahli, pengertian reaksi kimia menurut teori tumbukan, makalah mengenai reaksi kimia, makalah macam reaksi kimia, makalah perubahan materi dan reaksi kimia, makalah reaksi kimia smp, pengertian reaksi kimia netralisasi, pengertian reaksi kimia organik, makalah kimia reaksi oksidasi dan reduksi, makalah reaksi sintesis kimia organik, makalah kimia reaksi reduksi oksidasi, makalah kimia orde reaksi, makalah struktur molekul dan reaksi-reaksi kimia organik dengan menggunakan model molekul, makalah reaksi kimia pembakaran, pengertian reaksi kimia pdf, pengertian reaksi kimia pengendapan, pengertian reaksi kimia pengkompleksan, pengertian reaksi kimia penggabungan, pengertian reaksi kimia pengompleksan, pengertian reaksi kimia pembakaran, makalah kimia reaksi redoks, pengertian reaksi kimia redoks, pengertian reaksi kimia respirasi, makalah kimia reaksi reduksi dan oksidasi, makalah reaksi-reaksi kimia, pengertian reaksi kimia sederhana, pengertian reaksi kimia secara umum, saran makalah reaksi kimia, pengertian reaksi kimia teori, makalah tentang reaksi kimia, makalah kimia tentang reaksi redoks, makalah kimia tentang reaksi redoks dan elektrokimia, makalah kimia tentang reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari, pengertian reaksi kimia 1